Biaya Rapid Test Dikeluhkan Pekerja Kapal Pinisi

fin.co.id - 06/06/2020, 13:35 WIB

Biaya Rapid Test Dikeluhkan Pekerja Kapal Pinisi

Pesawat milik maskapai Citilink terdampak abu vulkanik erupsi Gunung Ruang di Bandara Sam Ratuangi, Manado, Sulawesi Utara

BULUKUMBA - Pekerja kapal pinisi mengeluhkan mahalnya biaya pemeriksaan SWAB. Mereka harus menyiapkan jutaan rupiah.

Warga Desa Lembanna, Kecamatan Bontobahari, Kabupaten Bulukumba, Sudirman, mengatakan, sebelum meninggalkan Bulukumba harus mengantongi keterangan bebas Covid-19. Warga Lembanna kata dia, banyak bekerja ke luar daerah mencari nafkah.

"Sudah lama menganggur, padahal mata pencaharian hanya buat kapal," ujar Sudirman, Jumat, 5 Juli.

Biaya tersebut dinilai tak sepadan dengan pendapatan. Beban para pekerja bertambah ketika Tim Gugus Tugas setempat mewajibkan adanya surat keterangan sehat yang melampirkan hasil rapid test dan SWAB.

"Belum lagi ongkos perjalanan. Kami berharap ada kebijakan dari pemerintah daerah," ujarnya.

Selain itu dia menyebut, pandemi Covid-19 telah membuat pekerjaannya berhenti sejak November 2019. Sehingga untuk dapat bertahan hidup mereka mencari pekerjaan di luar daerah sebagai tukang kapal pinisi.

"Dampak yang saya rasakan sangat luar biasa, tidak cuma saya tapi seluruh pekerja kapal Pinisi yang ada di desa Lembanna dan desa Ara," tambahnya.

Kepala Desa Lembanna, Aspar, menuturkan pandemi Covid-19 sangat berdampak pada kelangsungan hidup para pekerja kapal Pinisi. Apalagi 80 persen masyarakat Desa Lembanna merupakan perantau yang harus dicarikan solusi agar tetap bekerja.

"Jika memungkinkan ada peluang mendapat pekerjaan di luar daerah apa salahnya kita membantu melancarkan perjalanan, contohnya rapid test gratis," sebutnya. (sir/dir)

Admin
Penulis