36 Pengguna Knalpot Brong Ditilang

36 Pengguna Knalpot Brong Ditilang

PURWOKERTO - Sebanyak 36 pemotor terjaring razia. Mereka ditilang lantaran menggunakan knalpot 'brong' atau masyarakat Banyumas kerap menyebutnya knalpot bobokan. Razia dilakukan Satlantas Banyumas di sejumlah jalan di Purwokerto, dini hari tadi. "Kami sering menerima keluhan dari masyarakat terkait dengan penggunaan knalpot yang tidak sesuai standar atau yang sering kita sebut dengan knalpot 'brong' karena suara yang ditimbulkan sangat bising," kata Kasat Lantas Polresta Banyumas, Kompol Davis Busin Siswara seperti dikutip dari Radar Banyumas (Fajar Indonesia Network Grup), Jumat (24/7). Ia mengatakan berdasarkan Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, pengguna knalpot "brong" atau bising diancam pidana kurungan paling lama satu bulan atau denda paling banyak Rp250 ribu. Selain itu, kata dia, penggunaan knalpot juga sudah diatur dalam Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 7 Tahun 2009 tentang Ambang Batas Kebisingan kendaraan Bermotor Tipe Baru. "36 sepeda motor yang menggunakan knalpot 'brong' tersebut kami amankan di Kantor Satlantas Polresta Banyumas hingga pemiliknya datang untuk menggantinya dengan knalpot yang sesuai standar, dan dikenai tilang," jelasnya. Menurut dia, dalam peraturan itu disebutkan bahwa batas ambang kebisingan sepeda motor tipe 80 cc ke bawah maksimal 85 desibel (db), untuk tipe 80 cc hingga 175 cc maksimal 90 db, dan kendaraan tipe 175 cc ke atas maksimal 90 db. "Oleh karena itu, dalam Operasi Patuh Candi 2020 yang dilaksanakan sejak tanggal 23 Juli hingga 5 Agustus mendatang, salah satu sasaran kami adalah penggunaan knalpot 'brong', di samping prioritas penegakan hukum lainnya berupa pengendara yang tidak memakai helm, melawan arus lalu lintas, dan kelengkapan berkendaraan," tegasnya. Meski demikian, dia mengatakan pihaknya tidak menutup kemungkinan akan melakukan tindakan tegas terhadap pengendara yang ugal-ugalan, berkendara sambil mabuk, dan berkendara dengan kecepatan tinggi yang berpotensi menimbulkan kecelakaan di jalan raya. "Kami akan tetap mengedepankan persuasif humanis pada kegiatan operasi ini," pungkasnya. (ali)

DAPATKAN UPDATE BERITA FIN LAINNYA DI Google News


admin

Tentang Penulis

Sumber: