Guntur Romli: MUI Harus Introspeksi Jika Tak Ingin Dibubarkan

Guntur Romli: MUI Harus Introspeksi Jika Tak Ingin Dibubarkan

  JAKARTA - Politikus Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Guntur Romli mengatakan bahwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) harus bisa memperbaiki diri, jika tak ingin nasibnya sama dengan FPI dan HTI yang pada akhirnya dibubarkan pemerintah. Berkaca pada penangkapan oknum pengurus MUI oleh Densus 88 Polri karena diduga terlibat dalam jaringan teroris di Indonesia, Guntur Romli menyebut bahwa MUI memang sudah dimasuki oleh yang disebutnya ulama busuk. Jika tidak dibenahi, maka MUI akan keluar dari tugas dan fungsinya sebagai pencerah dan penyampai ilmu kepada ummat. "Karena kalau tidak ada pembenahan, tidak ada perbaikan di MUI, ya memang harus dibubarkan, persis seperti HTI dan FPI," ujar Guntur Romli dalam sebuah acara dialog di YouTube channel Cokro TV, yang diunggah pada Selasa (23/11/2021) kemarin dan telah disaksikan sebanyak 89.249 viewers. BACA JUGA: Tuntutan Bubarkan MUI Bergema, Ini Reaksi Ma’ruf Amin Sedikit bercerita kebelakang, Guntur Romli yang juga merupakan aktivis di Nahdlatul Ulama (NU) mengisahkan tentang Almarhum Presiden Indonesia keempat, KH Abdurrahman Wahid (Gusdur) yang disebutnya pada tahun 2007 lalu sempat menyerukan pembubaran MUI, karena terindikasi dipenuhi oleh oknum-oknum radikal. "Imam Al Ghazali menyebutkan adanya ulama-ulama Su, yang kerjaannya bukan untuk meningkatkan ketakwaan pada Allah, tetapi lebih kepada persoalan-persoalan keduniawian. Dan ini yang kita lihat terjadi dan ada penyalahgunaan nama ulama pada MUI oleh oknum-oknum tertentu, sehingga ini yang tidak mencerminkan ulama yang difirmankan Allah, tetapi lebih dekat kepada ulama busuk karena mereka terlibat terorisme," sebutnya. BACA JUGA: Mahfud MD: Fatwa MUI Tak Harus Diikuti Ulama-ulama Su (Jahat) itulah yang kemudian menurut Guntur Romli mencedreai para ulama-ulama yang mulia. "Maka itu pada 2007 Gus Dur pernah menyuarakan bubarkan MUI, kenapa, karena pada waktu itu MUI itu masuk kedalam gerakan ekstrimisme dan radikalisme, tahun 2007, kita bicara soal seruan tahun 2007," kata dia. Guntur Romli juga menyesalkan bahwa Ormas MUI ini mendapat keistimewaan yang luar biasa dari negara. Padahal menurutnya, sebagai Ormas, MUI itu sama tingkatannya dengan Muhammadiyah maupun Nahdlatul Ulama (NU). "Dengan misalnya dulu ada sertifikasi halal, sampai sekarang fatwa halal nya, kemudian ada Dewan Syariah Nasional juga ada, padahal posisi MUI dengan Muhammadiyah dengan NU itu sama. Jadi kalau dia LSM, kenapa dia terlalu diistimewakan oleh negara. Kalau dia lembaga negara, kenapa dia tidak ada audit. Pengistimewaan negara terhadap MUI itu dasarnya apa?," tegasnya. Maka itu, Guntur Romli menyarankan pada MUI untuk introspeksi diri dan berbenah, agar tujuan dari keberadaan MUI tidak meleset dari yang semestinya, serta membawa pencerahan bagi seluruh ummat muslim di Indonesia. (git/fin)

DAPATKAN UPDATE BERITA FIN LAINNYA DI Google News


admin

Tentang Penulis

Sumber: