Faktor Ekonomi Dimanfaatkan Bandar Narkoba 

Faktor Ekonomi Dimanfaatkan Bandar Narkoba 

CIPEDES – Di samping wabah Covid-19, di masa pandemi ini ancaman narkoba bagi masyarakat Tasikmalaya tidak bisa disepelekan. Banyaknya masyarakat yang stres karena ekonomi dimanfaatkan oleh bandar untuk memasarkan barangnya. Sebagaimana diketahui beberapa waktu lalu, Badan Narkotika Nasional (BNN) mengamankan bus dan awaknya di wilayah Rajapolah Kabupaten Tasikmalaya. Mereka kedapatan mengangkut 13 kilogram sabu-sabu yang disinyalir akan diedarkan di wilayah Tasikmalaya dan sekitarnya. Kepala BNN Kota Tasikmalaya, H Tuteng Budiman mengakui bahwa temuan dari BNN tersebut menunjukkan ancaman narkoba untuk Tasikmalaya dan sekitarnya cukup besar. Dia pun tidak habis pikir barang terlarang itu diselundupkan dan disembunyikan di kursi bus. “Sebelumnya yang kita ungkap ya dibawa oleh kendaraan pribadi,” terangnya seperti dikutip dari Radar Tasikmalaya (Fajar Indonesia Network Grup).

BACA JUGA: Pakai Gaun Pengantin, Amanda Manopo-Billy Syahputra Foto Prewed?

Menurutnya, Tasikmalaya menjadi sasaran empuk dari pemasaran bandar dan pengedar karena secara geografis, Kota Resik ini merupakan wilayah transit. Sehingga barang yang tiba bisa dipecah untuk diedarkan ke daerah-daerah di Priangan Timur. “Di sini kan perlintasan, jadi cukup strategis,” katanya. Berkaca pada temuan BNN kemarin, 13 kilogram sabu-sabu bisa mencukupi 130 ribu pengguna. Kocek yang dikeluarkan para pengguna pun jika ditotalkan bisa mencapai miliaran rupiah. “Alhamdulillah, pengungkapan kemarin bisa menggagalkan pasokan barang untuk 130 ribu pemakai itu,” terangnya. Di masa pandemi ini, ancaman narkoba di Tasikmalaya makin meningkat. Karena potensi depresi warga membuat penyalahgunaan narkoba menjadi lebih besar. “Yang sudah berhenti pun bisa balik lagi dalam situasi seperti ini, dan bandar narkoba memanfaatkan kondisi lemahnya ekonomi masyarakat,” ujarnya.

BACA JUGA: Perusahaan Teknologi Digital Dukung Program Pahlawan Digital UMKM

Dia menambahkan beberapa peredaran sudah diungkap oleh BNN Kota Tasikmalaya, namun pengembangan kasus sulit untuk dilakukan. Selain rantai peredaran yang terputus, kondisi sumber daya manusia (SDM) pun ikut menjadi faktor penghambat. “Anggota kita kan terbatas, makanya temuan besar kemarin pun yang turun langsung BNN pusat,” tuturnya. Maka dari itu, pihaknya sebagai petugas di daerah menggencarkan upaya sosialisasi untuk menyadarkan masyarakat tentang bahaya narkoba. “Karena kalau tidak ada pembeli, pengedar atau bandar juga tidak bisa apa-apa,” pungkasnya. Sebelumnya diketahui, peredaran narkotika jenis sabu dengan jumlah besar sekitar 13 kilogram di wilayah Tasikmalaya dan sekitarnya berhasil digagalkan Badan Narkotika Nasional (BNN) dan Kepolisian, Rabu sore (16/9) sekitar pukul 17.00. Sabu itu ditemukan di dalam sebuah Bus Pelangi berplat nomor BL 7308 AK di Jalan Raya Rajapolah, Kabupaten Tasikmalaya. Sopir, kernet dan seorang penumpang diciduk petugas dalam kasus ini. (rga)

DAPATKAN UPDATE BERITA FIN LAINNYA DI Google News


admin

Tentang Penulis

Sumber: