Alat Rapid Test Habis, Pasien Diabaikan

Alat Rapid Test Habis, Pasien Diabaikan

SUNGGUMINASA - Pasien RSUD Syekh Yusuf menumpuk. Tidak dilayani. Alasannya, alat rapid test habis. Itu dialami Diana, keluarga pasien RSUD Syekh Yusuf, Minggu malam, 20 September. Ia terpaksa menghubungi rekannya, Andi Tenri Indah agar segera bawa alat rapid test ke rumah sakit. "Saya sampai jam dua subuh di rumah sakit temani (Diana). Saya belikan alat rapid test karena alasan pegawai di sana, alat rapid test habis sejak hari Sabtu," kata Andi Tendri Indah, Senin, 21 September.

BACA JUGA: Segera Hadir di Indonesia, Ini Spesifikasi dan Perkiraan Harga iPhone SE 2020

Wakil Ketua DPRD Gowa itu sangat menyayangkan hal tersebut. Sebab, banyak pasien di RSUD Syekh Yusuf tidak mendapatkan pelayanan. Hanya karena alat rapid test habis. "Jujur saja. Saya dengan Diana merasa terpukul dengan keadaan itu. Kacau sekali," ungkapnya seperti dikutip dari Harian Fajar (Fajar Indonesia Network Grup). Seharusnya lanjutnya, alat rapid test harus selalu tersedia. Sebab, peralatan tersebut jelas anggarannya. "Jangan ada istilah jatah. Tidak boleh begitu. Semuanya harus diperlakukan sama," tegasnya.

BACA JUGA: Telkom Dukung PERPAMSI Wujudkan Digitalisasi PDAM di Seluruh Indonesia

Salah seorang perawat berinisial CA membenarkan kejadian tersebut. Bahkan ia mengaku telah kehabisan alat rapid test sejak hari Sabtu. "Sabtu pagi itu hanya dua yang bisa dilayani. Karena alat rapid habis. Pasien lain tidak bisa dilayani lagi," katanya kepada FAJAR. Ia pun mengaku tidak dapat berbuat banyak. Sebab, prosedur penanganan pasien sudah demikian. Wajib menjalani pemeriksaan rapid test, atau Swab terlebih dahulu. "Begitulah prosedurnya," imbuhnya.

BACA JUGA: 30 Inovator Muda Terpilih Ikut “Bootcamp” Pahlawan Digital UMKM

Plt Dirut RSUD Syekh Yusuf, dr Hasanuddin tidak dapat menyangkal kejadian yang dialami Diana. "Saya memang ada panggilan tadi pagi. Cuma jam setengah dua. Jam istirahat. Sudah tidur," katanya saat ditemui di RSUD Sykeh Yusuf, kemarin. Alat tes rapid sebutnya tidak habis. Hanya saja, perawat yang tidak tahu hal tersebut. "Ini juga hanya mis komunikasi saja. Jangankan rapid test. Swab juga bisa," ungkapnya. Hasanuddin tak ingin memperpanjang bahas hal itu. Hingga akhirnya ia meminta izin dengan alasan ada urusan lain yang harus dituntaskan. (ans)

DAPATKAN UPDATE BERITA FIN LAINNYA DI Google News


admin

Tentang Penulis

Sumber: