Efek Covid, Angka Kematin Ibu Naik

Efek Covid, Angka Kematin Ibu Naik

TASIK - Pandemi Covid-19 yang membatasi aktivitas masyarakat termasuk kegiatan Posyandu ditenggarai menyebabkan tingginya kasus kematian pada ibu melahirkan. Sekda Kota Tasikmalaya, Drs H Ivan Dicksan mengaku prihatin dengan hal tersebut. Hal itu diungkapkannya usai menghadiri Konvergensi dengan Lintas Sektor untuk Penyusunan Regulasi Angka Kematian Ibu (AKI)-Angka Kematian Bayi (AKB). “Jadi kita prihatin, ternyata di masa pandemi Covid-19 ini dari awal Januari hingga Oktober 2020 kasus ibu hamil dan meninggal saat melahirkan ada 18 kasus,” ujarnya kepada Radar Tasikmalaya, Rabu (11/11).

BACA JUGA: Wow, Arie Untung Pamer Foto Makan Malam Bersama ‘Istri Muda’

“Padahal di 2019 sempat turun 11 kasus. Nah ini naik lagi. Hal ini mungkin karena berbagai hal. Solusinya ini sedang dirumuskan kaitan akses terhadap pelayanan kesehatan,” sambungnya seperti dikutip dari Radar Tasikmalaya (Fajar Indonesia Network Grup). Menurut Ivan, pelayanan kesehatan terus didorong agar masyarakat dapat mengakses pelayanan kesehatan dengan cepat. Karena ini salah satu solusi untuk menekan AKI dan AKB. “Termasuk juga kesiapan layanan kesehatan menangani kasus-kasus yang sifatnya darurat. Ini harus menjadi prioritas,” terangnya. Ivan mencontohkan ada ibu yang akan melahirkan ternyata ada kelainan. Hal ini, harus bisa diatasi oleh pihak sarana kesehatan, rumah sakit, atau puskesmas agar pelayanannya cepat dalam rangka menyelamatkan nyawa ibu serta bayinya. “Jadi hal-hal yang sifatnya administratif dikesampingkan dulu demi menyelamatkan nyawa. Yang jadi faktor kasus naik karena sebelum Covid kan sudah ada Posyandu di setiap RW,” bebernya.

BACA JUGA: Usai Video Mirip Gisel Tersebar, Skandal Video Syur Berlliana Lovell Juga Beredar

Ivan menambahkan Posyandu ini yang memonitor pada saat ada warga yang hamil dan balita. Lalu, saat pandemi kegiatan Posyandu dihentikan. Karena khawatir ada yang terpapar, apalagi risikonya terhadap bayi dan ibu hamil. “Nah mungkin saat itu ada kasus yang tak terdeteksi karena pandemi Covid. Sekarang sudah jalan lagi walaupun tetap harus mentaati protokol kesehatan,” tambahnya. Kepala Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya, dr Uus Supangat menuturkan konvergensi lintas sektor ini adalah salah satu upaya menurunkan angka kematian ibu dan bayi. “Karena di wilayah kita tahun sebelumnya hanya 11 kasus dan neonatal 11. Tahun ini ada 18 kasus. Dan di tahun ini juga angka kematian neonatal itu mencapai 50 kasus,” tuturnya. Maka, tegas Uus, hal ini menjadi perhatian. Karena terbilang tinggi hampir 1 setengah kali lipat dari tahun lalu. “Nah angka tahun ini kan baru di akhir Oktober. Mudah-mudahan tak ada penambahan lagi. Serta dengan penandatanganan komitmen bersama ini bisa menekan angka tersebut,” pungkasnya. (rez)

DAPATKAN UPDATE BERITA FIN LAINNYA DI Google News


admin

Tentang Penulis

Sumber: