Siaga Hadapi Ancaman La Nina, Curah Hujan Meningkat 40 Persen

Siaga Hadapi Ancaman La Nina, Curah Hujan Meningkat 40 Persen

MAKASSAR - Kabupaten Bone memiliki jejak bencana alam di akhir tahun. Angin puting beliung dan banjir menjadi ancaman nyata. Tahun ini harus diwaspadai. Ancaman bencana berpotensi meningkat. Fenomena La Nina membuat curah hujan meningkat 20 hingga 40 persen. Selain itu, juga disertai angin kencang. Tentu rawan terjadi angin puting beliung, banjir, dan tanah longsor. Pada periode November 2019 sampai Februari 2020, hampir 60 rumah yang terdampak angin puting beliung. Itu rata-rata terjadi di daerah pegunungan (Bone Selatan) seperti Libureng, Kahu, dan Kajuara. "Setiap tahun menjadi langganan angin puting beliung," kata Kalaksa BPBD Bone, Dray Vibrianto seperti dikutip dari Harian Fajar (Fajar Indonesia Network Grup), Minggu, 15 November.

BACA JUGA: Gubernur Khofifah Ogah Beri Penjelasan Soal Surat Pemberhentian Bupati Jember

Sementara kata dia, saerah sepanjang DAS Walanae serta daerah yang memiliki pegunungan dan ancaman longsor seperti Bontocani, Ponre dan Tellu Limpoe. Petugas gabungan pun ada sekitar 100 personel. "Jika terjadi bencana warga dapat melaporkan melalui pemerintah setempat. Baik Kades, babinsa atau babinkamtibmas. Atau langsung ke posko emergency saomasiga (0481) 112," tambahnya. Wakil Bupati Bone, Ambo Dalle menambahkan, sinergitas dan kolaborasi menjadi kunci dalam menghadapi bencana. Menurutnya, pemkab sudah menyiapkan anggaran maupun personil menghadapi bencana. Pemkab Sinjai juga mulai melakukan antisipasi memasuki musim hujan. Kesiapan sarana prasarana, personel, dan logistik dicek mengantisipasi bencana alam.

BACA JUGA: Ustad Maaher Semprot Gus Miftah: Antum Sok-sokan Pansos

Bupati Sinjai, Andi Seto Asapa, mengatakan, apel kesiapsiagaan merupakan langkah awal menghadapi potensi kerawanan bencana alam. Terpenting kata Seto, menjalin koordinasi dengan seluruh instansi terkait. "Ancaman La Nina sudah di depan mata, kita harus siaga," ujar  lulusan Magister Monash University, Australia itu. Kondisi serupa juga dilakukan Pemkab Pangkep. Sudah menggelar pasukan penanganan bencana di Alun-alun Pangkep, Minggu, 15 November. "Pangkep rawan puting beliung, longsor, dan cuaca ekstrem di perairan Pangkep," ucap Bupati Pangkep, Syamsuddin Hamid. Sebelumnya, Kepala Stasiun Klimatologi Kabupaten Maros, Hartanto, mengemukakan,  curah hujan tahun ini diprediksi mengalami peningkatan sekitar 20 hingga 40 persen secara kumulatif. "Curah hujan tinggi, tentu rawan banjir," sebutnya Hartanto. (dir)

DAPATKAN UPDATE BERITA FIN LAINNYA DI Google News


admin

Tentang Penulis

Sumber: