Unggah Foto Sedang Baca Buku, Anies Bikin Publik Bereaksi, Ahoker: Gue Harus Puji Strategi Anies

Unggah Foto Sedang Baca Buku, Anies Bikin Publik Bereaksi, Ahoker: Gue Harus Puji Strategi Anies

JAKARTA- Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengunggah foto dirinya tengah membaca sebuah buku berjudul How Democracies Die, pada Ahad (22/11). Buku tersebur merupakan karya Steven Levitsky dan Daniel Ziblatt. Anies nampak mengenakan kemeja putih dan sarung. Melalui keterangan unggahannya, Anies menulis caption ucapan selamat hari Minggu. "Selamat pagi semu, selamat menikmati Minggu pagi," tulis Anies Baswedan. Unggahan itu menuai respon dari berbagai kalangan, para pendukung Jokowi, ramai-ramai memposting foto yang sama. Denny Siregar misalnya, dia memposting foto dirinya tengah membaca buku berjudul. Returnees Indonesia. Begitu pun pegiat media sosial Permadi Arya alias Abu Janda. Bahkan juga cendekiawan Nahdatul Ulama (NU), Gus Nadir. Namun, Ahoker sekaligus penulis buku A Man Called Ahok, Rudi Valinka mengaku salut dengan postingan Anies tersebut. Hanya dengan satu postingan tersebut, membuat banyak pendukung Jokowi ramai-ramai bereaksi. "Gue harus puji tehnik anies baswedan dalam postingan dia baca buku, 1 negeri lawannya mampu dibuat bereaksi hanya dengan 1 foto saja," tulis Rudi Valinka di twitternya @kurawa, Senin (23/11). Dia menilai, Anies seolah kini telah menjadi pusat perhatian. Sebab tidak sadar, bahwa para pembenci Anies sendiri yang membesarkan Nama Anies Baswedan. "Nampaknya sekarang mulai terbalik dia mulai jadi news maker. Apa yang disentuhnya langsung dikomentari. Belum pada sadar tenyata kalian yang ikut besarkan? Tim strateginya Anies menang besar neh. Umpan matang dimakan habis sama kecebong," katnha. "Ditiru, dibuat meme dan sebagainya pada ketawa-ketawa senang padahal itulah targetnya. Makanya gue puji dengan tulus.. jangan pakai ayat dan mayat lagi deh capek sembuhinnya negeri ini," pungkas Rudi Valinka. Diketahui, buku yang dibaca Anies menjelaskan seputar kematian sistem demokrasi dunia, mengingat sejumlah permasalahan politik, terutama di kawasan Amerika. Dalam bukunya, Steven Levitsky dan Daniel Ziblatt menjelaskan jika demokrasi ingin tetap sehat dan berfungsi, diperlukan sejumlah kepatuhan pada aturan tertentu serta kode etik pro-demokrasi. "Dengan melihat studi kasus dari demokrasi yang jatuh di Venezuela dan Peru, penulis mengklaim bahwa sikap yang dipromosikan oleh pemerintahan Trump telah menyebabkan munculnya kediktatoran," tulis keterangan dilansir laman lifeclub.org. Levitsky dan Ziblatt menjelaskan bagaimana demokrasi di AS telah lama bermasalah. Terutama dalam hal hak pemilih. Penulis juga memberikan harapan kepada pembaca agar AS dapat mengatasi badai tersebut. (dal/fin).

DAPATKAN UPDATE BERITA FIN LAINNYA DI Google News


admin

Tentang Penulis

Sumber: