JAKARTA- Tokoh Syiah Waseem Rizvi's asal India, melakukan petisi di Mahkamah Agung India, meminta agar MA mengabulkan permohonannya untuk menghapus sebanyak 26 ayat dari Alquran.
Waseem Rizvi's dalam permohonannya mengatakan bahwa, sebanyak 26 ayat Alquran itu telah mempromosikan terorisme, kekerasan dan jihad.
Menurutnya, ayat-ayat itu bukan asli merupakan firman Allah, tetapi buatan manusia yang baru ditambahkan oleh tiga khalifah Islam sepeninggal Nabi Muhammad SAW.
“Ayat-ayat ini ditambahkan ke dalam Alquran, oleh tiga Khalifah pertama, untuk membantu ekspansi Islam melalui perang," ujar Waseem yang merupakan mantan ketua Wakaf Syiah itu.
"Bahwa setelah Muhammad, Khalifah pertama Hazrat Abu Bakar, yang keduaKhalifah Hazrat Umar dan yang ketiga yaitu Hazrat Usman merilis Quran sebagai buku, berdasarkan dakwah lisan Mohammad Sahab. Ini diwariskan dari generasi ke generasi," cetusnya, seperti dikutip FIN dari The Times of India, Rabu (17/3)
Petisi Waseem ini memantik reaksi kemarahan oleh sejumlah tokoh Islam, baik Sunni pun Syiah.
Beberapa ulama Syiah dan Sunni mengatakan bahwa Alquran sebagai kitab suci Allah. Allah yang menjaganya, dan tak ada satu katapun yang dirubah dari keasliannya semenjak 1400 tahun lalu. Termasuk tanda baca sekecil pun.
Sekretaris Jenderal Dewan Hukum Pribadi Muslim Seluruh India Maulana Wali Rahmani juga mencela petisi Waseem Rizvi dia menyebutnya hanya untuk membuat sensasi.
"Masalah ini tidak mempengaruhi satu sekte Muslim, tetapi semua Muslim di seluruh dunia baik itu Syiah, Sunni, Bohras, Barelvis, Deobandis atau Ahle Hadidth. Tak satupun dari mazhab Islam manapun yang dapat mengatakan bahwa Quran yang kita miliki bukanlah asli satu, tetapi telah dirusak. Tidak ada Muslim yang percaya ini dan Rizvi terkenal karena menciptakan keretakan di antara Muslim komunitas muslim, "katanya.
Rahmani juga mengatakan bahwa tim hukum AIMPLB sudah mengikuti kasus ini sejak awal dan akan menggugatnya melalui jalur yang tepat.
Sekretaris Jenderal Majlis Ulama Hind, Maulana Kalbe Jawad, tak hanya mengutuk pernyataan Rizvi, tapi juga mengorganisir sebuah panggung di luar Lucknow's Bara Imambara pada hari Minggu lalu untuk perlindungan Alquran yang menyebut pertemuan itu Tahaffize-Quran.
Dalam pentas bersama Syiah-Sunni, para ulama mengatakan bahwa beberapa ayat yang dipermasalahkan Rizvi itu lebih kepada 'situasional' dan tidak dapat diterapkan secara universal saat ini.
Sementara itu, Komisi Nasional untuk Minoritas pada hari Senin kemarin mengecam mantan Wasim Rizvi atas pernyataannya dan memintanya untuk menarik komentarnya dan mengajukan permintaan maaf tanpa syarat.
"Sangat provokatif, tidak pantas dan jahat, merugikan pemeliharaan perdamaian dan harmoni, dengan maksud untuk membuat marah perasaan religius dari komunitas tertentu dan untuk menghina agama tertentu ” katanya. (dal/fin)