FIN.CO.ID - Polemik Tabungan Perumahan Rakyat (Tapera) hingga kini masih menjadi perdebatan di kalangan masyarakat. Bahkan, hingga saat ini masih banyak yang menolak Tapera karena sangat membebani.
Pengamat Senior Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Tauhid Ahmad mengatakan, program Tapera ini bukan sesuatu yang urgent untuk dilakukan. Menurutnya, lebih baik Tapera ini dijalani oleh mereka yang serius ingin memiliki rumah.
BACA JUGA:
- Buruh dan Pengusaha Kompak Tolak Tapera
- Moeldoko Tanggapi Kehebohan Tapera: 9,9 Juta Masyarakat Belum Punya Rumah
"Bagi yang belum punya rumah maka bisa saja ikut Tapera. Namun bagi yang sudah punya dan sedang ikut KPR serta memiliki keperluan yang lain maka sebaiknya tidak perlu ikut. Misalnya untuk pendidikan anak. Saya kira Tapera sebaiknya volunteer saja dan tidak perlu dipaksakan," kata Tauhid kepada FIN.CO.ID dari Disway Gruop, Jumat 31 Mei 2024..
Tauhid menilai, skema program Tapera juga memerlukan beberapa perbaikan agar tidak terlalu membebani masyarakat. Pasalnya, kata dia, potongan gaji itu sangat membebani masyarakat.
"Skema Tapera yang perlu didesain ulang secara keseluruhan. Karena enggak masuk hitungannya," katanya.
Sebelumnya, Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko mengatakan, Tapera adalah sebuah program yang dapat membantu masyarakat untuk memiliki rumah. Program ini juga merupakan lanjutan dari program Bapertarum.
"Karena ada problem backlog. Problem backlog yang pada saat ini ada 9,9 juta masyarakat Indonesia yang tidak punya rumah. Untuk itu harus ada upaya keras agar masyarakat pada akhirnya bisa punya tabungan untuk bangun rumah. Itu sebenarnya yang dipikirkan," Jelas Moeldoko dalam konferensi pers yang digelar pada Jumat 31 Mei 2024.
BACA JUGA:
- Mahfud MD Kritik Tapera: Hitungan Matematisnya Tidak Masuk Akal
- Soal Program Tapera, Ma'ruf Amin: Bahasa Agamanya Ta'awun
(Bianca Chairunisa)