Redam Konflik dengan KKB Papua, Ini Langkah yang Dilakukan KSAD
KSAD Jenderal TNI Maruli Simanjuntak--ist
FIN.CO.ID - Konflik antara aparat keamanan dengan kelompok kriminal bersenjata (KKB) Papua masih terus berlangsung hingga saat ini.
Meski demikian, pemerintah Indonesia mengaku tak akan menggunakan kekuatan senjata atau militer dalam menyelesaikan konflik dengan KKB Papua.
Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Maruli Simanjuntak menyatakan tidak akan menggunakan pendekatan tempur penuh untuk meredam konflik di Papua.
Menurut dia, konflik di Papua terjadi karena perbedaan paham yang menyulut mereka untuk memisahkan diri dari wilayah Indonesia.
"Operasi kami di Papua itu melawan gerilya. Jadi operasi itu dilakukan untuk saudara-saudara kita yang berbeda paham dan sebagainya, sehingga tidak sampai 50 persen tempur di sana," ujar Maruli di Bandung Barat, Jawa Barat, Selasa, 5 Maret 2024.
Lebih lanjut, alih-alih memilih pendekatan perang dalam penyelesaian konflik Papua, Maruli mengatakan bahwa pihaknya akan menekankan pendekatan dialogis berupa pembinaan fungsi teritorial semata.
BACA JUGA:
- Habisi Separatis atau KKB Papua, Panglima TNI Bentuk Koops Habema
- Video Terkini Pilot Susi Air Phillip Mark Mehrtens yang Disandera KKB Papua, Kapolda Papua: Dia Minta Obat Asma
Maruli juga menegaskan TNI AD hanya menggunakan senjata ketika mereka dalam keadaan terjepit, tapi sebisa mungkin konflik itu dirampungkan dengan cara-cara yang lebih humanis sehingga tidak ada korban jiwa dalam penyelesaiannya.
"Mungkin 80 persen adalah teritorial, bagaimana mengajak masyarakat untuk kembali ke pangkuan Ibu Pertiwi, membangun kehidupan mereka lebih baik, itu jadi prioritas kita," ujar Maruli.
Lebih lanjut, Maruli menganggap kelompok gerilyawan yang tergabung dalam kelompok kriminal bersenjata (KKB) maupun kelompok kriminal politik (KKP) yang tersebar di wilayah Papua.
"Jadi bisa anda kira-kira lah, kalau kita memang kerahkan, secara persoalan memang dianggap selesai. Tapi kita juga tidak mau saudara-saudara kita menjadi korban," tuturnya menambahkan.
DAPATKAN UPDATE BERITA FIN LAINNYA DI Google News
Sumber:
