FIN.CO.ID - Mudik merupakan tradisi yang sudah berlangsung dalam kultur atau budaya masyarakat Indonesia. Mudik acap kali dilakukan oleh masyarakat Indonesia menjelang hari raya keagamaan, seperti Lebaran atau Idul Fitri.
Berdasarkan data yang dihimpun FIN.CO.ID, Senin 4 Maret 2024, mudik memiliki berbagai makna. Simak artikel di bawah ini:
BACA JUGA:
- Mudik Gratis Pemprov Jateng 2024: Ini Jadwal, Syarat, dan Cara Daftar
- Daftar Tujuan Motis Mudik Lebaran 2024 Lengkap Beserta Link Pendaftaran dan Syaratnya
Lalu apa arti dan kepanjangan mudik?
Berdasarkan situs Indonesia Baik oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) kepanjangan mudik yakni mulih dilik yang memiliki memiliki arti pulang sebentar. Mudik merupakan sebuah ritual budaya tahunan yang kerap dilakukan menjelang perayaan hari raya agama, terutama Idul Fitri atau Lebaran.
Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), mudik adalah:
1. (berlayar, pergi) ke udik (hulu sungai, pedalaman): dari Palembang -- sampai ke Sakayu.
2. pulang ke kampung halaman: seminggu menjelang Lebaran sudah banyak orang yang.
Mudik juga dapat dimaknai sebagai kegiatan perantau atau pekerja migran untuk kembali ke kampung halamannya, seperti dilansir dari sahabat.pegadaian. Namun, kata mudik sebenarnya merupakan singkatan yang berasal dari bahasa Jawa Ngoko. Kata mudik merupakan singkatan dari "mulih dhisik" atau "pulang dulu".
Meski demikian, kata "mudik" tidak ada kaitannya dengan perayaan keagamaan Lebaran. Akan tetapi, kata mudik berasal dari kata udik dalam bahasa Jawa Ngoko yang memiliki makna kampung, desa, dusun, atau daerah yang berlawanan dengan kata kota.
Namun, dengan berjalannya waktu arti kata “mudik” mengalami pergeseran. Sehingga kini lebih sering dikaitkan dengan kegiatan perantau atau pekerja migran yang kembali ke kampung halaman mereka.
Lalu bagaimana sejarah mudik itu berkembang di Indonesia?
Tradisi mudik sudah berlangsung sejak zaman kerajaan Majapahit. Saat itu, perantau kembali ke kampung halaman guna membersihkan makam para saudara dan leluhurnya di kampung halaman.
BACA JUGA:
- Maaf Ya! Motor Listrik Gak Masuk Layanan Mudik Gratis Kereta Api
- Damri Siapkan 250 Bus Mudik Gratis Bersama BUMN 2024
Namun, istilah mudik lebaran baru berkembang pada tahun 1970-an, ketika Jakarta menjadi satu-satunya kota di Indonesia yang mengalami perkembangan pesat bagi penduduk dari desa. Lebih dari 80 persen pendatang ke Jakarta datang untuk mencari pekerjaan dan hanya mendapatkan libur panjang saat Lebaran. Mereka pun memanfaatkan momentum ini untuk pulang ke kampung halaman dan bersilaturahmi.