Keren, LMAN Sulap Aset Mangkrak ex Wisma Pertamina Jadi Creative Hub & Co Working Space

Keren, LMAN Sulap Aset Mangkrak ex Wisma Pertamina Jadi Creative Hub & Co Working Space

    BANDUNG - Lembaga Manajemen Aset Negara (LMAN), berhasil merevitalisasi dan melakukan optimalisasi aset negara berupa properti ex Wisma Pertamina di Bandung, menjadi sebuah aset yang bernilai tinggi yaitu Creative Hub & CO Working Space, yang menjadi sarana bagi insan kreatif untuk menjalin hubungan, membentuk komunitas kreatif, sekaligus menjadi tempat untuk pengembangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di Kota Priangan. Berdiri diatas lahan seluas 1.460 m2, aset properti itu diberi nama Gedung Dhanadyaksa Dipati Ukur, karena kebetulan aset properti itu berada di salah satu sudut jalan Dipati Ukur kota Bandung. Gedung ini menjadi pilot project dari optimalisasi aset non produktif milik negara yang dilakukan LMAN, yang diharapkan bisa menjadi sarana bagi pengembangan kegiatan kreativitas dan perekonomian masyarakat Bandung, sekaligus memberikan nilai tambah bagi negara melalui revenue dalam bentuk Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP). Sedikit bercerita, kota yang sering disebut Paris Van Java itu merupakan tempat berkumpulnya seniman-seniman, pelaku industri kreatif, hingga UMKM-UMKM, yang mana pada saat krisis akibat pandemi ini, mereka justru menjadi tulang punggung kekuatan ekonomi Indonesia. Dengan melihat latar belakang kondisi tersebut, LMAN kemudian menjalin kerjasama dengan Global Sinergi Kreasindo atau Co & Co serta Lobo Architect, serta melakukan kajian mendalam untuk bagaimana menjadikan aset non produktif itu bisa dikelola sedemikian rupa, dengan tujuan bukan hanya mencari revenue saja, melainkan juga bisa menjadi sarana bagi insan-insan kreatif di Bandung tersebut, untuk tumbuh berkembang bersama dengan aset milik negara yang kemudian menjadi produktif. [caption id="attachment_579806" align="alignnone" width="669"] Ruangan studio yang terdapat dalam Creative Hub & Co Working Space Dhanadyaksa Dipati Ukur (Sigit Nugroho/FIN)[/caption] "Aset ini dulu kita terima dalam kondisi idle, adalah ex wisma Pertamina yang dibangun tahun 70 an dan sudah idle belasan tahun. Tugas LMAN adalah mengoptimalisasi aset negara, jadi kita simple nya kita bikin cakep ini aset terus kita optimalkan," ujar Direktur Pengembangan dan Pendayagunaan LMAN, Candra Giri Artanto di Bandung, Jumat (17/12/2021). BACA JUGA: Per 10 Desember 2021, LMAN Realisasikan Pembiayaan Lahan PSN Rp20,7 Triliun Candra menjelaskan, sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 144 Tahun 2020 terkait optimalisasi pemanfaatan aset negara, ada empat skema yang diperbolehkan, yaitu skema sewa guna, skema kerjasama manajerial, kerjasama pendayagunaan dan kerjasama operasional. "Secara spesifik ketika kita analisa aset ini, mengarah ke kerjasama manajerial. Jadi kita menyiapkan aset ini dengan konsep tertentu dan kebetulan konsepnya adalah seperti ini, kita bangunkan dan kita cari mitra untuk mengoperasikan aset ini. Kita melakukan beauty contest pada tahun 2019 dan pemenangnya adalah Co & Co," ungkapnya. Dua Manfaat Pengembangan Dhanadyaksa Dipati Ukur Candra mengatakan, setidaknya ada dua manfaat yang akan diperoleh dari optimalisasi aset tersebut, yaitu manfaat finansial serta manfaat sosial ekonomi untuk masyarakat. "Kita mengembangkan skema kerjasama manajerial ini untuk mendukung industri kreatif, kebetulan dalam hal pemulihan ekonomi nasional salah satu yang menjadi gacoan (andalan) yaitu industri kreatif," tuturnya. Founder dan CEO Co & Co, Andi Saptari atau akrab disapa Ongky, dalam kesempatan yang sama juga menjelaskan bahwa konsep dari optimalisasi aset yang dikelola Co & Co atas gedung Dhanadyaksa Dipati Ukur adalah Creative Hub yang bisa mempertemukan orang-orang kreatif untuk menjadi sebuah komunitas yang kemudian bisa saling berkolaborasi menjadi maju. [caption id="attachment_579801" align="alignnone" width="673"]Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, didampingi Direktur Utama LMAN Basuki Purwadi dan CEO Co & CO Andi Saptari saat meninjau aset Dhanadyaksa Dipati Ukur Bandung, Jumat, 17 Desember 2021 (dok LMAN) Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, didampingi Direktur Utama LMAN Basuki Purwadi dan CEO Co & CO Andi Saptari saat meninjau aset Dhanadyaksa Dipati Ukur Bandung, Jumat, 17 Desember 2021 (dok LMAN)[/caption] "Konsep ini kami bawa ke Bandung, karena disini tempat nongkrong itu banyak, tapi tempat untuk meningkatkan produktivitas masih jarang. Sehingga Co Working Space jadi solusi," ungkapnya. Diakui Ongky, proyek ini bukanlah proyek pertama yang digarap Co & Co. Sebelumnya ada juga proyek Co Working Space yang digarap mereka di wilayah Bandung. Singkat cerita, Creative Hub dan Co Working Space Dhanadyaksa Dipati Ukur ini adalah pengembangan dari konsep creative community yang sudah Co & Co jalankan sebelumnya. "Ketika kami bertemu dengan teman-teman di LMAN, kami menceritakan mimpi yang lebih besar, gimana kalau ini ada detail space nya, gimana kalau ini ada event space yang lebih besar, ada galeri seni yang bisa membantu teman-teman yang mempunyai usaha rintisan ini meningkatkan produktivitasnya dan juga lebih cepat lagi meningkatkan kapasitasnya. Tempat ini jadi mimpi bersamanya LMAN dan Co & CO juga," tuturnya. Proses Optimalisasi Yang Tak Mudah Direktur Utama LMAN Basuki Purwadi mengatakan, proses optimalisasi terhadap aset Dhanadyaksa Dipati Ukur tidaklah mudah. Sebab, aset ex wisma Pertamina tersebut sudah lama terbengkalai dan tidak terawat. Maka itu, sejak tahun 2017 ketika aset itu diserahkan oleh Direktorat Jenderal Kekayaan Negara (DJKN) kepada LMAN, maka LMAN kemudian memastikan bahwa aset itu sudah Free and Clear. "Tahun 2017 kita menerima aset ini dari DJKN, kemudian kita cek dulu apakah secara legal ada masalah seperti misal sertifikatnya gak jelas atau gimana. Ini Alhamdulillah waktu kita terima kondisinya sudah free and clear. Kita melakukan proses berikutnya yaitu konseptualisasi dan pada awal kita sempat konseptualisasi aset ini untuk jadi hotel. Tapi ternyata dengan berbagai pertimbangan, akhirnya kita harus berubah hingga jadi konsep Creative Hub dan Co Working Space," terang Basuki. [caption id="attachment_579807" align="alignnone" width="689"] Gedung Dhanadyaksa Dipati Ukur (dok LMAN)[/caption] Langkah selanjutnya kemudian ditempuh LMAN yaitu mencari mitra untuk melakukan optimalisasi dengan mengadakan beauty contest hingga terpilih Co & CO sebagai mitra. "Kita melakukan proses seleksi terbuka, tidak main comot, tidak main tunjuk," tegasnya. BACA JUGA: Pembangunan Infrastruktur Tak Terhambat Pandemi, Wamenkeu: Ada Porsinya Masing-Masing Kemudian setelah konseptualisasi selesai, maka dilakukan proses renovasi yang dalam hal ini Co & Co kemudian melibatkan Lobo Architect yang sudah berpengalaman dalam design and build, hingga ditentukan konsep bangunan Creative Hub seperti saat ini. "Konsep heritage nya kita jaga betul. Di lantai 1 konstruksinya secara struktur masih tetap, koefisien dasar bangunannya tetap, cuma kita menambahkan di atas (lantai 2). Ini sudah ada sudit struktur bangunannya, kita tinggal mengikuti apa saja yang perlu diperkuat untuk keamanan dan kenyamanan," ujar CEO Lobo Architect, Nelly Daniel menambahkan. Sebagai tambahan informasi, Gedung Dhanadyaksa Dipati Ukur dikelola selama 5 tahun kedepan oleh Co & Co, dimana dalam proses renovasi gedung tua tersebut menghabisakan anggaran senilai Rp9 miliar. Dengan target revenue yang saat ini dipatok sebesar Rp1,5 miliar pertahun, maka Internal Rate of Return (IRR) dari optimalisasi aset itu akan bisa dicapai dalam kurun waktu tidak sampai 10 tahun. (git/fin)

DAPATKAN UPDATE BERITA FIN LAINNYA DI Google News


admin

Tentang Penulis

Sumber: