Dokter di Korsel Mogok Besar-besaran, Bagaimana Nasib Pasien?

Dokter di Korsel Mogok Besar-besaran, Bagaimana Nasib Pasien?

Dokter Spesialis - ilustrasi-pixabay-Pixabay

FIN.CO.ID - Para dokter di Korea Selatan (Korsel) melakukan aksi mogok. Mereka protes keputusan pemerintah menambah jumlah kursi pendaftaran sekolah kedokteran.

Menanggapi aksi mogok itu, Perdana Menteri Korea Selatan Han Duck-soo, meminta para dokter untuk menahan diri .

Sebelumnya, para dokter telah memperingatkan bahwa mereka akan melakukan pemogokan besar-besaran dan berbagai tindakan lain. 

Langkah itu mereka ambil sebagai penentangan terhadap keputusan pemerintah, yang diumumkan awal bulan ini, untuk menambah 2.000 kuota mahasiswa baru sekolah kedokteran pada tahun depan.

Tambahan jumlah itu menandai peningkatan tajam kuota mahasiswa kedokteran, dari 3.058 kursi yang ada saat ini.

“Jika para dokter benar-benar mengambil tindakan yang mengakibatkan kekosongan layanan kesehatan, kerugiannya akan menimpa masyarakat,” kata Han.

“Kekosongan layanan kesehatan akibat tindakan kolektif tersebut adalah sesuatu yang tidak boleh terjadi, karena bisa membahayakan nyawa dan kesehatan masyarakat,” jelas Han.

Dia menekankan upaya pemerintah untuk mereformasi sektor medis hanya dapat berhasil jika negara tersebut memiliki lebih banyak dokter.

Pernyataan perdana menteri tersebut muncul setelah dokter magang dari lima rumah sakit umum besar di Seoul mengatakan mereka akan menyerahkan surat pengunduran diri pada Senin, 19 Februari 2024 besok.

BACA JUGA:

Mereka juga memutuskan untuk meninggalkan pekerjaan pada hari berikutnya. “Mengingat waktu yang dibutuhkan untuk mendidik dokter spesialis, kita tidak bisa lagi menunda kenaikan ini. Tidak hanya pasien yang menua, tapi juga para dokter,” papar Han. 

Han menegaskan kembali bahwa pemerintah akan terus memberikan insentif bagi para dokter, termasuk membangun “jaring pengaman” untuk meringankan pertanggungjawaban pidana mereka jika terjadi malapraktik.

Korea Selatan juga sebelumnya berjanji untuk mengalokasikan 10 triliun won (Rp115 triliun) pada 2028 untuk meningkatkan kompensasi layanan medis di bidang-bidang penting, dan untuk menarik lebih banyak dokter berpraktik di sektor-sektor yang berisiko lebih tinggi.

Sementara itu, pemerintah telah mengeluarkan perintah kepada rumah sakit untuk menyerahkan catatan pekerjaan harian para dokter, dan berjanji akan mengambil tindakan tegas jika para dokter melakukan mogok kerja.

DAPATKAN UPDATE BERITA FIN LAINNYA DI Google News


Rizal Husen

Tentang Penulis

Sumber: