Cerita Mahfud MD Selama Jadi Cawapres Sekaligus Menko Polhukam; Memang Sarat Konflik Kepentingan
Menko Polhukam Mahfud MD menyampaikan sambutan pada hari terakhir kerja sebagai Menko Polhukam di halaman Kantor Kemenko Polhukam, Jumat (2/2/2023). Mahfud MD mengundurkan diri dari Menko Polhukam karena maju sebagai calon wakil presiden nomor urut 3 pada-Aprillio Akbar-ANTARA
FIN.CO.ID - Mahfud MD menceritakan posisinya saat menjabat Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) sekali calon wakil presiden (cawapres).
Menurutnya saat menjadi cawapres sekaligus Menko Polhukam sarat konflik kepentingan (conflict of interest) yang tak bisa dielakan.
Karenanya, dia memutuskan mundur dari jabatan menteri setelah kurang lebih 3 bulan menjalani peran ganda.
“Ternyata sesudah menjalani, saya sibuk, terkadang terasa ada konflik kepentingan ketika saya berkunjung ke daerah sebagai menko tidak sebagai cawapres, terkadang ada saja orang berteriak bapak cawapres. Jadi, (saya) menjadi tidak enak sehingga saya ya harus berhenti berjalan-jalan atau berkunjung ke mana-mana sebagai menko polhukam,” katanya saat memimpin apel pagi di pelataran Kantor Kemenko Polhukam RI, Jakarta, Jumat, 2 Februari 2024.
Mahfud menjelaskan situasi semacam itu pula yang menyadarkan dirinya bahwa konflik kepentingan tidak terelakkan. “Kadang kala, sulit dibedakan,” kata Mahfud.
Walaupun demikian, Mahfud menegaskan secara aturan menjalani peran ganda sebagai pejabat publik dan peserta pemilu diperbolehkan oleh undang-undang. Mahfud, selama menjalani itu pun, juga meyakini dia tidak melanggar aturan.
BACA JUGA:
- Jokowi Belum Putuskan Pengganti Mahfud: Beri Waktu Sehari, Dua Hari, Tiga Hari
- Pesan Mahfud MD di Akhir Tugas sebagai Menko: Jangan Culas, Kekuasaan Itu Bergilir
Pasalnya, tak lama setelah dia dideklarasikan sebagai calon wakil presiden mendampingi Ganjar Pranowo, Mahfud dua hari setelahnya langsung mengingatkan kembali jajarannya harus netral.
“Kepada saudara pun waktu itu saya katakan, mungkin ada di antara saudara yang senang dengan saya, tetapi (kalian) tidak boleh ikut-ikutan memberi dukungan, berkampanye, memakai kaos, saya sudah bilang jangan, karena anda ASN,” kata Mahfud di hadapan pegawai dan pejabat Kemenko Polhukam.
Sikap yang sama, menurut Mahfud, juga harus dipraktikkan manakala pegawai-pegawainya mendukung pasangan calon lain. Mahfud mengingatkan dukungan itu jangan sampai ditunjukkan selama mereka berdinas dan masih menyandang status sebagai aparatur sipil negara (ASN).
“Saya minta jangan satu pun yang ikut gerakan politik, dan Alhamdulilah sampai sekarang (pegawai Kemenko Polhukam) netral,” kata dia.
Tidak hanya soal konflik kepentingan, Mahfud juga menyinggung alasannya mundur karena sibuknya jadwal kampanye yang mengharuskan dia semakin sering membuat surat cuti. “Saya masa tiap minggu bikin surat cuti, ndak enak. Tiap minggu untuk kampanye. Saya juga tidak menggunakan fasilitas kantor sama sekali, kecuali yang melekat ke pejabat, misalnya ajudan,” kata Mahfud.
Oleh karena itu, Mahfud dalam apel terakhirnya bersama pegawai Kemenko Polhukam pun berterima kasih karena mereka mampu berlaku netral dan menjaga sikap tersebut selama Mahfud menjalani peran ganda sebagai menteri dan cawapres.
BACA JUGA:
- Mahfud Mundur dari Menko Polhukam, Jokowi: Keppresnya Kami Siapkan
- Ratusan Ribu Relawan dari 3 Provinsi Diklaim Bakal Ramaikan Kampanye Akbar Ganjar-Mahfud di GBK
Sumber: