Ternyata Indonesia Tak Pernah Swasembada Beras, Justru Impor Selalu Naik saat Menjelang Pemilu

Ternyata Indonesia Tak Pernah Swasembada Beras, Justru Impor Selalu Naik saat Menjelang Pemilu

Presiden memastikan bantuan pangan Cadangan Beras Pemerintah (CBP), sebanyak 10 kilogram bagi setiap penerima manfaat telah tersalurkan untuk Januari serta akan dilanjutkan pada Februari dan Maret. -ANTARA FOTO/Idhad Zakaria-

fin.co.id - Pernyataan calon wakil presiden (cawapres) Gibran Rakabuming Raka yang menyebut swasembada beras pada masa pemerintahan Joko Widodo dibantah Ketua Badan Anggaran (Banggar) DPR RI Said Abdullah.

Said secara tegas menyebut, tidak ada swasembada beras pada masa Pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Diketahui, Gibran menyebut Indonesia telah mencapai swasembada beras pada 2019 hingga 2022, saat debat cawapres keempat.

“Sebagai anggota DPR, yang memiliki tanggung jawab pengawasan, saya ingin menyampaikan kondisi seobjektif mungkin, agar persoalan pangan rakyat tidak menjadi komoditas elektoral, serta tidak berbasis pada data yang tidak benar,” kata Said, di Jakarta, Selasa 23 Januari 2024.

BACA JUGA:Anies Baswedan Puji Megawati Soekarnoputri, Konsisten Jaga Demokrasi dan Taat Konstitusi

Merujuk pada data Badan Pusat Statistik (BPS), ujar dia lagi, sejak tahun 2014 hingga 2023 Indonesia selalu melakukan impor beras dan cenderung meningkat jelang pemilihan umum (pemilu). 

Misalnya, pada 2018 atau satu tahun menjelang Pemilu 2019, impor beras melonjak jadi 2,25 juta ton, dari tahun 2017 yang terdata sekitar 305 ribu ton.

Hal serupa juga terjadi menjelang Pemilu 2024. Impor beras pada tahun 2023 mencapai 3,06 juta ton, naik 613,61 persen dibandingkan 2022.

Menurut Said, lonjakan tersebut tidak memiliki relevansi dengan fenomena El Nino.

BACA JUGA:Megawati Rayakan Ulang Tahun ke-77 Bersama Keluarga dan Menteri Asal PDIP

“Bahwa benar pada tahun 2023 lalu Indonesia mengalami El Nino, musim kering yang agak panjang, namun masa ini berlangsung kurang dari 4 bulan,” ujar dia pula.

Meski terdapat kebutuhan untuk menutup pasokan beras bila terjadi gagal panen, namun data BPS menunjukkan produksi gabah kering giling (GKG) pada 2023 berpotensi lebih tinggi dibandingkan 2022, di mana capaian GKG per Oktober 2023 mencapai 53,63 juta ton, sementara capaian sepanjang 2022 tercatat 54,75 juta ton.

Di samping itu, produksi beras pada tahun 2022 sebanyak 31,5 juta ton, dan periode Januari-Oktober 2023 mencapai 30,9 juta ton, yang menunjukkan masih ada peluang perubahan data produksi beras sampai Desember 2023.

“Jadi sangat tidak tepat kalau El Nino dijadikan rujukan untuk mengungkapkan kebutuhan impor beras dengan skala masif, terbesar dalam sejarah republik ini berdiri. Saya melihat ada indikasi ketidakwajaran dalam hal besarnya volume impor beras pada tahun 2023,” kata Said lagi.

DAPATKAN UPDATE BERITA FIN LAINNYA DI Google News


Khanif Lutfi

Tentang Penulis

Sumber: