Gerindra Protes Jika Gibran Rakabuming Cuma Dilihat Sebagai Anak Jokowi: Beliau Punya Prestasi

Gerindra Protes Jika Gibran Rakabuming Cuma Dilihat Sebagai Anak Jokowi: Beliau Punya Prestasi

Menhan Prabowo Subianto (dua kanan) didampingi Wali Kota Surakarta Gibran Rakabuming Raka saat menghadiri acara peringatan Hari Veteran Nasional (Harvetnas) di Auditorium GPH Haryo Mataram, UNS, Surakarta, Jawa Tengah, Kamis (10/8/2023).-ANTARA FOTO/Mohammad Ayudha-

FIN.CO.ID - Wakil Ketua Umum DPP Partai Gerindra Rahayu Saraswati memprotes apabila Wali Kota Surakarta Gibran Rakabuming Raka hanya dilihat sebagai putra sulung Presiden Joko Widodo pada bursa bakal calon wakil presiden.

"Persoalan tentang Mas Gibran sebagai salah satu potensi (cawapres), saya sebagai anak muda yang protes duluan kalau dilihatnya hanya sebagai anaknya Pak Jokowi," kata Saraswati, Sabtu 14 Oktober 2023.

Menurut dia, Gibran memiliki prestasi dalam kiprah kepemimpinannya sebagai Wali Kota Surakarta.

"Suka enggak suka, beliau itu berhasil sebagai Wali Kota Solo. Mau mengatakan seperti apa pun, beliau punya prestasi. Dalam hal ini kan beliau, terlepas dari pikiran orang tentang beliau sebagai anaknya (Jokowi). Beliau sudah membuktikan, bukan hanya niat, tapi juga dengan apa yang beliau lakukan itu berhasil jauh lebih dibanding banyak wali kota yang lainnya. Jadi, kita harus akui dan apresiasi," katanya.

Untuk itu, dia menilai tidak mungkin Gibran dilirik begitu saja dalam bursa cawapres jika tidak memiliki prestasi.

"Kalau dia tidak punya prestasi, saya yakin enggak akan jadi pertimbangan. Mohon maaf karena pasti itu akan jadi beban kan. Tetapi kan karena ada pronya itu sebenarnya lebih dari hanya satu hal, ini kita pertimbangkan," katanya.

BACA JUGA:

Menurut Saras, narasi yang meragukan Gibran dalam bursa cawapres juga tak lebih dari pro dan kontra, sebagaimana yang dialamatkan kepada sejumlah figur lainnya.

"Sama halnya juga dengan yang lain, itu semuanya, saya fair saja, semuanya ada pro dan kontranya karena enggak ada yang sempurna. Ada yang suka, ada yang tidak suka. Mau itu dari Khofifah, Pak ET/Pak Erick Thohir, Pak Airlangga, Mas Gibran, dan dari Kang Emil, semuanya ada pro dan kontra," tuturnya.

Meski demikian, dia menegaskan bahwa sekalipun Mahkamah Konstitusi pada akhirnya memutus untuk mengabulkan uji materi Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum terkait batas usia minimal capres dan cawapres maka tidak menjamin pula Gibran akan menjadi cawapres pendamping Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto pada Pilpres 2024.

"Tidak ada jaminan dia (Gibran) jadi cawapres, apalagi menang," ucapnya.

Sebab, ujarnya lagi, penentuan cawapres pendamping Prabowo Subianto akan ditentukan bersama-sama para ketua umum partai politik anggota Koalisi Indonesia Maju (KIM) lainnya.

"Ini kita bicara dulu untuk Koalisi Indonesia Maju ini pilihannya apa? Karena kembali lagi, harus disepakati oleh semua. Kalau semua tidak sepakat dengan Mas Gibran, ya mau seperti apa? Itu pun juga Pak Prabowo kan menyampaikan nama beliau (Gibran) itu karena banyak masukan dari luar dan itu harus disampaikan ke dalam forum Koalisi Indonesia Maju, enggak bisa beliau ambil keputusan sendiri," kata dia.

BACA JUGA:

DAPATKAN UPDATE BERITA FIN LAINNYA DI Google News


Khanif Lutfi

Tentang Penulis

Sumber: