Gelaran HSBC Summit 2023, Menko Airlangga Tekankan Fasilitasi UMKM dan Penyediaan Lapangan Kerja

Gelaran HSBC Summit 2023, Menko Airlangga Tekankan Fasilitasi UMKM dan Penyediaan Lapangan Kerja

Menko Perekonomian Airlangga Hartarto dalam acara HSBC Summit 2023--ekon.go.id

FIN.CO.ID - Indonesia berhasil mempertahankan performa positif pertumbuhan ekonomi dengan berada di atas 5% selama tujuh kuartal terakhir secara berturut-turut, bahkan inflasi di September 2023 juga tercatat rendah di 2,28% (yoy). 

Hal ini menunjukkan fundamental ekonomi Indonesia yang solid, terutama dalam konteks perlambatan pertumbuhan ekonomi global yang diproyeksikan IMF untuk tahun 2023 menjadi 2,9% dari proyeksi sebelumnya sebesar 3,0%.

Pemerintah juga telah menjadikan visi Indonesia Emas 2045 sebagai pilar utama dalam upaya mencapai keberlanjutan ekonomi yang kuat. Pencapaian PDB ditargetkan hingga USD9.8 triliun pada tahun 2045, sehingga Indonesia akan menjadi salah satu dari lima negara dengan PDB teratas di dunia. 


Menko Perekonomian Airlangga Hartarto dan CEO PT Bank HSBC Indonesia Francois de Maricourt dalam acara HSBC Summit 2023--ekon.go.id

Selain itu, PDB per kapita diharapkan akan mencapai USD30,300 yang sekaligus menandakan komitmen untuk mencapai tingkat kesejahteraan yang tinggi bagi setiap warga negara.

BACA JUGA:

“Kita prediksi Indonesia pertumbuhan ekonomi yang bisa di-maintained di 5-5,5% maka kita punya pertumbuhan income per kapita tahun 2024 bisa mencapai USD5,500, hari ini USD4,700, kemudian kita akan mencapai USD10,000,” ungkap Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto saat memberikan opening speech mewakili Presiden Joko Widodo dalam rangkaian acara HSBC Summit 2023 di Jakarta, Rabu (11/10).

Dalam kesempatan tersebut, Menko Airlangga menyampaikan pandangan tentang kondisi ekonomi Indonesia dan upaya menuju visi Indonesia Emas 2045 dalam menjadikan Indonesia sebagai Negara Kepulauan yang Berdaulat, Maju, dan Berkelanjutan. Diperlukan pendekatan transformatif dengan target pertumbuhan ekonomi sebesar 6-7% serta didukung stabilitas makroekonomi dan keuangan.

Selain itu, Indonesia juga membutuhkan transformasi ekonomi yang komprehensif termasuk peningkatan sumber daya manusia dan produktivitas hingga perbaikan tata kelola institusi. Diperlukan juga optimalisasi potensi momentum bonus demografi yang akan mencapai puncaknya pada tahun 2030 untuk menghasilkan output ekonomi yang lebih tinggi. 

Pemerintah juga terus mendorong agar pelaku usaha dapat beradaptasi dan berinovasi agar tetap relevan dalam menghadapi era digital dan Revolusi Industri 4.0 saat ini.

BACA JUGA:

Menko Airlangga menjelaskan bahwa transformasi ekonomi juga harus mencakup hilirisasi, yang menjadi kunci untuk meningkatkan nilai tambah dalam ekspor. 

Lebih jauh, selain memiliki cadangan nikel terbesar di dunia, Indonesia juga telah menjadi negara produsen nikel nomor satu dunia dengan mencatatkan ekspor komoditas nikel mencapai USD33.81 miliar pada tahun 2022.

Guna meningkatkan daya saing di panggung global, Indonesia juga terlibat aktif dalam berbagai forum internasional termasuk dengan mendorong competitiveness di ASEAN. 

DAPATKAN UPDATE BERITA FIN LAINNYA DI Google News


Gatot Wahyu

Tentang Penulis

Sumber: