Melihat Situs Keramat Sumur Tujuh di Tigaraksa yang Ramai Didatangi Peziarah

Melihat Situs Keramat Sumur Tujuh di Tigaraksa yang Ramai Didatangi Peziarah

Situs Keramat Sumur Tujuh Syekh Mubarok--Rikhi Ferdian Untuk FIN

FIN.CO.ID -- Situs keramat Sumur Tujuh Syekh Mubarok yang terletak di Kampung Kalapa Dua, Desa Pete, Kecamatan Tigaraksa, Kabupaten Tangerang, keberadaanya masih terpelihara dengan baik.

Konon, Sumur Tujuh Syekh Mubarok dipercaya memiliki karomah tertentu bagi siapa saja yang mandi atau meminum air dari sumur keramat, yang usianya mencapai ratusan tahun itu.

Tak heran, hingga kini situs keramat Sumur Tujuh Syekh Mubarok masih ramai didatangi para peziarah dari berbagai wilayah di Indonesia.

H. Abdul Jabar (63), seorang tokoh sekaligus pengurus situs keramat sumur tujuh menuturkan, keberadaan sumur bertuah tersebut erat kaitannya dengan sosok ulama besar bernama Syekh Mubarok, seorang penyebar agama Islam khususnya di wilayah Cisoka dan Tigaraksa.


Situs Keramat Sumur Tujuh di Kampung Kalapa Dua, Desa pete, Kecamatan Tigaraksa, Kabupaten Tangerang--Rikhi Ferdian Untuk FIN

Syekh Mubarok yang memiliki nama asli Ki Indit itu datang ke wilayah tersebut untuk meneruskan perjuangan Syekh Mas Mas'ad yang telah wafat.

Pada masa yang sama, di sana ada dua petinggi dari kerajaan Pajajaran bernama Ki Mas Laeng dan Ki Seteng yang diutus untuk menumpas penyebaran agama Islam.

"Kala itu Syekh Mubarok dengan gigih terus berjuang menyebarkan agama Islam. Namun peperangan tidak bisa dihindari. Tapi karena sama-sama sakti kedua pihak tidak ada yang kalah," urainya saat ditemui FIN, Kamis 28 September 2023.

Karena kedua pihak sama-sama sakti mandraguna, mereka pun memutuskan untuk menghentikan peperangan.

Hingga akhirnya, Syekh Mubarok mengusulkan kepada Ki Mas Laeng dan Ki Seteng agar diadakan musyawarah akbar di satu wilayah yang kini disebut Cisoka.

Dengan kearifannya, Syekh Mubarok pun menjelaskan tentang agama Islam yang Rahmatan Lil'Alamin. Hingga akhirnya kedua petinggi dari kerajaan Pajajaran tersebut memutuskan untuk memeluk agama Islam.

"Jadi akhirnya Ki Mas Laeng dan Ki Seteng masuk islam. Peristiwa itu pun disambut gembira oleh masyarakat dengan menangis bahagia mengeluarkan Cisoca atau air mata yang kini menjadi nama daerah Cisoka," tuturnya.

Haji Abdul Jabar yang merupakan keturunan keenam dari Syekh Mubarok ini mengungkapkan, sumur tujuh dulunya merupakan tempat Syekh Mubarok bertapa.

Selama menjalankan tirakatnya, Syekh Mubarok kerap mengambil wudhu di sumur tersebut. Disebut sumur tujuh, karena di dasarnya terdapat tujuh lubang sumur lagi. Ajaibnya, saat kemarau pun sumur keramat ini tidak pernah kekeringan.

"Sumurnya memang satu. Tapi di dasarnya ada tujuh lubang sumur lagi," ujarnya.


H. Abdul Jabar (63) Keturunan Keenam Syekh Mubarok--Rikhi Ferdian Untuk FIN

Oleh para peziarah sumur tujuh diyakini dapat mengabulkan hajat atau keinginan orang yang meminum airnya. Dipercaya mengandung Maunah atau pertolongan dari orang yang shaleh, airnya pun sering dimandikan kepada perempuan yang mau melahirkan serta digunakan sebagai tolak bala.

Setiap malam Jumat, situs keramat sumur tujuh Syekh Mubarok ramai dikunjungi peziarah dari luar kota seperti Cirebon dan Tasikmalaya untuk meminta karomah dari air sumur yang dianggap sakral tersebut.

Bahkan, pada momen Maulid Nabi Muhammad SAW ini cukup banyak peziarah yang datang ke situs keramat sumur tujuh.

Sebab, pengurus dan masyarakat sekitar rutin mengadakan kegiatan Muludan (bahasa sunda) di area yang juga terdapat masjid peninggalan Syekh Mubarok.

"Insya Allah Habib Lutfi juga dijadwalkan akan datang ke acara Maulid Nabi Muhammad SAW di situs keramat sumur tujuh besok malam (Jumat, 29 September 2023)," tandasnya.

DAPATKAN UPDATE BERITA FIN LAINNYA DI Google News


Rikhi Ferdian

Tentang Penulis

Sumber: