LSI Denny JA Sebut Pasangan Ganjar Pranowo dan Prabowo Subianto Menang Telak di Pilpres 2024

LSI Denny JA Sebut Pasangan Ganjar Pranowo dan Prabowo Subianto Menang Telak di Pilpres 2024

Bakal calon presiden dari partai PDI Perjuangan Ganjar Pranowo menyampaikan gagasan di UGM, Sleman, DI Yogyakarta, Selasa (19/9/2023). -ANTARA FOTO/Hendra Nurdiyansyah-

Pasangan Ganjar Prabowo - Pendiri Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA mengatakan lembaganya menyusun simulasi jika Pemilu Presiden (Pilpres) 2024 dilaksanakan satu putaran.

Simulasi tersebut diikuti dua pasangan yakni Ganjar Pranowo - Prabowo Subianto dan ANies Baswedan - Muhaimin Iskandar. 

Hasilnya, pasangan Prabowo-Ganjar unggul telak dari pasangan Anies-Muhaimin di Pilpres 2024. 

"Hasilnya Prabowo dan Ganjar memperoleh dukungan 64,9 persen. Sementara Anies dan Muhaimin mendapat suara 16,6 persen," kata Denny dalam keterangannya di Jakarta, Kamis 21 September 2023.

Denny mengatakan jika simulasi tersebut terwujud maka kemenangan Prabowo dan Ganjar dengan selisih di atas 40 persen, akan menjadi kemenangan terbesar dalam sejarah pemilu langsung di Indonesia.

Dia juga mengatakan SBY pernah menang besar di Pilpres 2004 dan 2009, tapi kemenangannya di bawah 61 persen. 

BACA JUGA:

Sementara Prabowo yang berpasangan dengan Ganjar, kemenangannya bisa menembus angka 62 persen.

"Bagaimana jika dibalik? Ganjar capres-nya, Prabowo cawapres-nya. Mereka juga tetap menang, tapi kemenangannya di angka 60 persen, sementara Anies dan Muhaimin memperoleh 20,6 persen," ujar Denny.

Meski kemenangan tersebut masih terbilang besar tapi selisih kemenangannya di bawah 40 persen, sementara jika Prabowo yang menjadi capres, selisih kemenangannya melampaui 40 persen. 

"Namun, mungkinkah Ganjar bersedia mengalah menjadi cawapres saja? Jika kalkulasi-nya semata-mata rasional, itu mungkin. Kemenangan Prabowo sebagai capres jauh lebih telak ketimbang kemenangan Ganjar sebagai capres," menurut video tersebut.

Namun, kata Denny, pemilu presiden adalah peristiwa politik, tentu kalkulasi-nya adalah kalkulasi politik, yang pastinya berbeda juga cara menghitung-nya.

"PDIP misalnya, pasti merasa sebagai partai yang terbesar. Partai ini tak ikhlas jika calonnya, kader-nya, petugas partai-nya, hanya menjadi cawapres saja. Apalagi Jika PDIP yakin Ganjar akan mengalahkan Prabowo di putaran kedua," ujarnya.

BACA JUGA:

DAPATKAN UPDATE BERITA FIN LAINNYA DI Google News


Khanif Lutfi

Tentang Penulis

Sumber: