Kasus Maba UIN Surakarta Hasil Penelusuran OJK, Ternyata Bukan Daftar Pinjol Tapi PayLater

Kasus Maba UIN Surakarta Hasil Penelusuran OJK, Ternyata Bukan Daftar Pinjol Tapi PayLater

Universitas Islam Negeri Raden Mas Said Surakarta--ist

Kasus Maba UIN Surakarta - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) telah menginvestigasi kasis pendaftaran paksa pinjaman online (Pijol) terhadap mahasiswa baru (maba) Universitas Islam Negeri (UIN) Raden Mas Said Surakarta.

Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi dan Pelindungan Konsumen OJK Friderica Widyasari Dewi mengatakan kasus yang menjerat maba UIN Surakarta ternyata bukan pinjol, tapi PayLater.

“Kalau UIN kita sedang dalami lebih lanjut, tapi itu ternyata terakhir bukan pinjol loh ya, ternyata produk PayLater,” katanya di Jakarta, Jumat, 18 Agustus 2023.

Berdasarkan pendalaman kasus yang dilakukan OJK, Friderica menjelaskan bahwa awalnya, kampus bekerja sama dengan pihak bank untuk membukakan rekening bagi 1.200 mahasiswa dari total 4.000 mahasiswa baru. 

Namun yang menjadi permasalahan, sebanyak 200 mahasiswa baru terjerat PayLater dengan salah satu Pelaku Usaha Jasa Keuangan (PUJK).

“Nah, tetapi yang kemudian menjadi ramai itu karena mereka, dari 200 itu dibukakan kredit line di salah satu PUJK tadi,” ujarnya.

BACA JUGA:

Kemudian, para mahasiswa tersebut dibukakan kredit line antara Rp100 ribu sampai Rp300 ribu, bahkan ada yang telah menggunakannya untuk pembelian pulsa.

Pengakuan pihak kampus menyatakan bahwa kasus tersebut di luar aktivitas resmi yang dibiayai oleh rektorat. 

Adanya kasus tersebut terjadi saat acara festival budaya yang mana mahasiswa harus mencari sendiri untuk sponsorship-nya.

"Kemudian ada yang bilang, untuk kerjaan disuruh tulis buruh, jadi udah ada penghasilan. Untuk itu kan ada approval di pusatnya mereka. Nah yang seperti ini pertama kita menegur mereka dalam hal proses pemasaran, apakah ini segmen yang tepat untuk produk tersebut," jelas Friderica.

Adapun OJK saat ini masih terus mendalami kasus itu, terutama terhadap Dewan Eksekutif Mahasiswa (DEMA) UIN Raden Mas Said Surakarta yang sebelumnya mengakui telah melakukan penggalangan dana dengan kerja sama sponsorship kepada tiga entitas melalui pihak ketiga yang di antaranya merupakan PUJK yang berijin dan terdaftar di OJK.

Menanggapi hal tersebut, Frederica menyampaikan bahwa masyarakat harus lebih teliti dan menyesuaikan kebutuhan dalam menggunakan jasa PayLater maupun pinjol. 

BACA JUGA:

DAPATKAN UPDATE BERITA FIN LAINNYA DI Google News


Gatot Wahyu

Tentang Penulis

Sumber: