Mustafa NR Pelaku Penembakan Kantor MUI Ingin Diakui sebagai Rasul untuk Satukan Umat

Mustafa NR Pelaku Penembakan Kantor MUI Ingin Diakui sebagai Rasul untuk Satukan Umat

Pelaku penembakan kantor MUI dibekuk tapi meninggal setelah pingsan-Istimewa-

Mustafa NR Pelaku Penembakan Kantor MUI Ingin Diakui sebagai Rasul untuk Satukan Umat

- KETUA Majelis Ulama Indonesia (MUI) bidang da'wa, KH Cholil Nafis mengatakan, pelaku penembakan kantor MUI yang bernama Mustafa NR sejak lama mengirim surat ke MUI dan ingin bertemu pimpinan MUI. 

Surat yang dikirim Mustafa ke kantor MUI sejak tahun 2014 hingga tahun 2022. Dalam surat itu dia meminta agar MUI mengakuinya sebagai utusan Allah dan Rasul-nya. 

"Tanpa jelas apa yg mau di satukan dan metodenya. Tapi meminta MUI mempercayainya sebagai utusan Allah," kata Cholil lewat keterangan tertulis, dikutip Rabu 3 Mei 2023.

Kemudian pada tanggal 25 Juli 2022 pelaku juga mengirim surat yang ditujukan kepada Ketua MUI dan menyebut nama KH Cholil Nafis untuk bisa bertemu dan mengakuinya sebagai utusan Allah.

"Nah, surat itu didisposisi ke komisi Kajian. Namun hemat komisi kajian surat itu tak perlu ditanggapi oleh MUI secara organisasi. Di akhir Desember muncul surat ancaman berupa sumpah akan membunuh penguasa dan utamanha pengurus MUI," jelas Cholil. 

BACA JUGA:

Dia melanjutlan, pelaku Mustafa NR datang ke kantor MUI langsung ke lobi dan minta ketemu dengan ketua MUI. Saat itu pimpinan MUI sedang rapat di lantai 4. 

Pelaku kemudian keluar pintu dan masuk kemudian menembakan peluru Air Soft Gun ke pintu kaca arah belakang MUI sehingga kaca pecah dan pelurunya memantul mengena punggung kanan staf MUI dan kaca pecah kena tangan staf dan security MUI. 

"Walhamdulillah semua pelaku bisa langsung dibekuk dan diborgor lalu segera dibawa ke kantor Polsek," katanya

Namun ternyata pelaku meninggal sebelum dilakukan pemeriksaan.

Sementara korban luka staf MUI sudah divisum dan dinyatakan sehat dan aman. "Sebagian staf MUI lainnya dimintai keteranga oleh polisi" jelasnya. 

Cholil menduga, pelaku terpapar ajaran sesat kemudian membuat pelaky cenderung berhalusinasi. 

"Belum diketahui motif pelaku, tetapi dari catatan aksinya diindikasikan terkena paham agama yang salah dan cenderung halusinasi," katanya. (*)

DAPATKAN UPDATE BERITA FIN LAINNYA DI Google News


Afdal Namakule

Tentang Penulis

Sumber: