Berikut Anjuran Menikah di Bulan Syawal Beserta Dalilnya

Berikut Anjuran Menikah di Bulan Syawal Beserta Dalilnya

Ilustrasi menikah-Istockphoto.com-

Berikut Anjuran Menikah di Bulan Syawal Beserta Dalilnya

- Salah satu sunnah di bulan Syawal selain puasa sunnah, adalah anjuran menikah. 

Nabi Salallhu'alaihi wassalam menikah dengan dengan 'Aisyah radiallahu ‘anha pada bulan syawal. Berikut dalilnya:

‘Aisyah radiallahu ‘anha istri Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam menceritakan. 

تَزَوَّجَنِي رَسُولُ اللهِ فِي شَوَّالٍ، وَبَنَى بِي فِي شَوَّالٍ، فَأَيُّ نِسَاءِ رَسُولِ اللهِ كَانَ أَحْظَى عِنْدَهُ مِنِّي؟، قَالَ: ((وَكَانَتْ عَائِشَةُ تَسْتَحِبُّ أَنْ تُدْخِلَ نِسَاءَهَا فِي شَوَّالٍ))

“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menikahiku di bulan Syawal, dan membangun rumah tangga denganku pada bulan syawal pula. Maka isteri-isteri Rasulullah Shalallahu ‘alaihi Wassalam yang manakah yang lebih beruntung di sisinya dariku?” (Perawi) berkata, “Aisyah Radiyallahu ‘anhaa dahulu suka menikahkan para wanita di bulan Syawal” (HR. Muslim).

Ada pun Nabi Shalallahu ‘alaihi Wassalam menikahi ‘Aisyah di bulan Syawal adalah untuk menepis anggapan Arab jahiliah bahwa menikah di bulan syawal bentuk kesialan.

BACA JUGA:

Bulan Syawal dianggap bulan sial menikah karena anggapan di bulan Syawal unta betina yang mengangkat ekornya (syaalat bidzanabiha). 

Arab jahiliah beranggapan bahwa pada bulan Syawal unta betina tidak mengangkat ekornya sebagai tanda  bahwa menolak unta jantan yang mendekat. 

Maka para wanita juga menolak untuk dinikahi dan para walipun enggan menikahkan putri mereka.

Ibnu Katsir rahimahullah menjelaskan, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menikahi ‘Aisyah untuk membantah keyakinan yang salah sebagian masyarakat yaitu tidak suka menikah di antara dua ‘ied (bulan Syawwal termasuk di antara ‘ied fitri dan ‘idul Adha), mereka khawatir akan terjadi perceraian. Keyakinan ini tidaklah benar.” (Al-Bidayah wan Nihayah, 3/253).

Dikutip dari muslimah.or.id, Imam An-Nawawi rahimahullah menjelaskan, di dalam hadits di atas terdapat anjuran untuk menikahkan, menikah, dan membangun rumah tangga pada bulan Syawal. 

"Para ulama kami (ulama syafi’iyyah) telah menegaskan anjuran tersebut dan berdalil dengan hadits ini. Dan Aisyah Radiyallahu ‘anhaa ketika menceritakan hal ini bermaksud membantah apa yang diyakini masyarakat jahiliyyah dahulu dan anggapan takhayul sebagian orang awam pada masa kini yang menyatakan kemakruhan menikah, menikahkan, dan membangun rumah tangga di bulan Syawwal. Dan ini adalah batil, tidak ada dasarnya. Ini termasuk peninggalan jahiliyyah yang ber-tathayyur (menganggap sial) hal itu, dikarenakan penamaan syawal dari kata al-isyalah dan ar-raf’u (menghilangkan/mengangkat).” (yang bermakna ketidakberuntungan menurut mereka)” (Syarh Shahih Muslim 9/209).

DAPATKAN UPDATE BERITA FIN LAINNYA DI Google News


Afdal Namakule

Tentang Penulis

Sumber: