Sungkem Lebaran Bahasa Jawa Halus, Bentuk Hormat Anak pada Orang Tua: Nyuwun Pangapunten Sedoyo Kalepatan Kulo

Sungkem Lebaran Bahasa Jawa Halus, Bentuk Hormat Anak pada Orang Tua: Nyuwun Pangapunten Sedoyo Kalepatan Kulo

Sungkem Lebaran Bahasa Jawa Halus, biasanya dimulai dari ibu sungkem pada bapak.Kemudian dilanjutkan dengan anak-anak secara bergantian.-istimewa-

Sungkem Lebaran Bahasa Jawa - Hari Raya Idul Fitri 1 Syawal 1444 H tahun 2023 tinggal beberapa hari. Artinya lebaran sebentar lagi.  

Nah, sungkem merupakan salah satu tradisi sebagian besar masyarakat Jawa saat merayakan Lebaran atau Idul Fitri. 

Sungkem dalam tradisi Jawa merupakan bentuk permintaan maaf dari yang muda kepada yang lebih tua.

Biasanya, saat sungkem lebaran mereka menggunakan bahasa Jawa. Terutama anak-anak.

BACA JUGA:Biar Enggak Kejebak Macet, Ini Jadwal One Way Lebaran 2023 Arus Mudik dan Arus Balik

BACA JUGA:Deretan Pantun Lucu Buat Minta THR, Cocok Buat Dikirim Jelang Lebaran Idulfitri 

Mereka sebisa mungkin memakai bahasa Jawa kromo inggil alias  bahasa jawa halus. Bukan bahasa Jawa ngoko alias kasar. 

Ini penting, karena bahasa Jawa kromo inggil diucapkan seorang anak kepada ibu dan bapaknya. 

Sungkem Lebaran Bahasa Jawa Halus alias Kromo Inggil sebagai bentuk penghormatan dan sikap sopan anak kepada orang tuanya. 

Tradisi sungkem ini biasanya dilakukan usai melaksanakan salat Idul Fitri. Biasanya tradisi sungkem dimulai dari orang tua.  Ibu sungkem kepada bapak.  

BACA JUGA:Puncak Arus Mudik Lebaran 2023 Stasiun Gambir dan Senen Diprediksi 21 April

BACA JUGA:Resep Kue Kering Celup Cokelat, Cocok untuk Sajian Lebaran

Ibu dan bapak saling mengucapkan kata maaf pada hari yang fitri tersebut. Setelah itu, ibu duduk di samping bapak. Selanjutnya, anak-anak secara bergantian. 

Dimana urutannya anak sulung yang pertama sungkem. Kemudian diikuti adik-adiknya. 

DAPATKAN UPDATE BERITA FIN LAINNYA DI Google News


Rizal Husen

Tentang Penulis

Sumber: