Ringan Berat

Ringan Berat

DONALD TRUMP berorasi di depan pendukungnya di Mohegan Sun Arena, Wilkes-Barre, Pennsylvania, 3 September 2022.-ED JONES-AFP--

Trump punya hak untuk tidak mau menjawab pertanyaan apa pun dari hakim dan jaksa. Ia juga punya hak didampingi pengacara. Tapi bagi Trump rasanya itu tidak terlalu penting. Meski tidak pernah kuliah hukum, Trump sudah ahli perkara: saking banyaknya beperkara. Bahkan mungkin ia merasa sudah lebih pintar dari semua pengacaranya.

Kelak, satu atau dua bulan lagi, Trump akan menghadap hakim lagi. Ia akan diminta mengaku bersalah, sesuai dengan tuduhan, atau mengaku tidak bersalah. Rasanya Trump akan pilih yang kedua. Konsekuensinya: sidang pengadilan akan dilangsungkan dengan terdakwa Trump.

Itu akan menjadi pengadilan yang seru, panjang dan penuh perdebatan. Kesaksian Cohen dan para wanita Trump akan muter-muter di persoalan yang Anda sudah tahu, tapi tetap seru.

Hakim di perkara ini sama dengan hakim di perkara yang melibatkan perusahaan Trump tahun lalu. Waktu itu perusahaan Trump diputuskan melanggar 17 masalah hukum. Salah satu pimpinan puncak perusahaan itu masuk penjara. Perusahaannya sendiri harus membayar denda. Tapi Trump terlepas dari masalah, karena ia bukan direksi di perusahaannya.

Meski kena perkara, Trump yakin popularitasnya justru naik. Dan itu dibenarkan oleh hasil jajak pendapat. Selama ini ia unggul 47 lawan 32 dengan calon potensial partai Republik lainnya: Gubernur Florida de Santis. Sekarang keunggulan itu menjadi 55-29.

Sebuah media Amerika lantas mewawancarai Cohen: "Mengapa pendukung Trump justru menguat?"

“Mereka itu sudah seperti penganut aliran sesat. Saya tahu bagaimana fanatik butanya seorang penganut aliran sesat," jawabnya. "Tapi sekarang sudah waktunya bagi mereka untuk cuci mata. Agar bisa melihat kebenaran. Trump tidak pernah menyampaikan kebenaran. Yang dia sampaikan selalu kebohongan, penyesatan informasi, melebih-lebihkan, atau nyata-nyata berbohong".

Semua itu dilakukan, kata Cohen, hanya untuk satu orang. Untuk keuntungan pribadi satu orang. Trump sendiri.

Tentu di sidang nanti Trump akan memanggang Cohen. Juga jaksa Alvin Bragg. Tapi orang New York, yang akan jadi dewan juri nanti, bukan pengikut aliran sesat. Di New York Trump kalah telak di Pilpres yang membuatnya menang jadi presiden. Di Pilpres tahun 2019 kekalahannya jauh lebih telak lagi.

Mungkin Trump juga akan mempersoalkan di mana ia harus diadili. Bukan di New York. Trump juga akan mempersoalkan Cohen sebagai seorang pembohong besar. 

Ini bisa jadi arena, menurut masing-masing, pembohong lawan pembohong. (*)

DAPATKAN UPDATE BERITA FIN LAINNYA DI Google News


Afdal Namakule

Tentang Penulis

Sumber:

Berita Terkait

Jaga Hati

1 hari

Nilai Nol

1 minggu

Perang Bukan

1 minggu

Fokus Tiga

1 minggu

Zeni

1 minggu