Aliran Segitiga Emas Sunda Nusantara Sesat, Ada Penyembahan Berhala hingga Larangan Salat Jumat

Aliran Segitiga Emas Sunda Nusantara Sesat, Ada Penyembahan Berhala hingga Larangan Salat Jumat

Ilustrasi: Aliran sesat atau ajaran sesat. (Pixabay)--

Aliran Segitiga Emas Sunda Nusantara Sesat, Penyembahan Berhala hingga Larangan Salat Jumat

Aliran Segitiga Emas Sunda Nusantara yang dipimpin Walinono alias Puang Nene diduga sesat karena telah menyimpang dari ajaran Islam.

MUI Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan menegaskan, aliran yang dijalankan Al Mukarrama Al Khaerat, Segitiga Emas Sunda Nusantara diduga sesat karena menyimpang dari ajaran Islam.

BACA JUGA:China Bantah Tudingan Amerika Serikat bahwa TikTok Mengancam Keamanan Nasional AS

"Dari penelusuran, itu memang ada ajaran menyimpang yang mengarah pada penyembahan berhala," ujar Ketua MUI Bone Prof KH Muhammad Amir, Sabtu 25 Maret 2023.

Berdasarkan hasil penelusuran, selain dugaan menyembah berhala, Aliran Segitiga Emas Sunda Nusantara juga ditemukan dalam ajarannya diduga melarang pengikutnya menunaikan salat Jumat.

Larangan salat Jumat tersebut, ada yang menerima dan banyak pula menolak ajaran Aliran Segitiga Emas Sunda Nusantara .

Amir mengatakan, artinya, Walinono alias Puang Nene tidak melarang salat Jumat semua pengikutnya.

BACA JUGA:Pendaftaran UTBK SNBT 2023 Dibuka, Ini Syarat, Materi Tes hingga Biaya Pendaftarannya

"Begitu juga salat lima waktu, tidak dilarang, hanya saja yang bersangkutan tidak salat, karena dia tidak tahu tujuan salat itu di mana," kata Amir.

Sejauh ini banyak pengikut dari Puang Nene itu telah meninggalkan ajaran tersebut karena dinilai telah menyimpang dari ajaran agama Islam yang sebenarnya.

Selain itu, yang bersangkutan atau Walinono alias Puang Nene pernah diusir Pemerintah Bone karena ajarannya.

Hanya saja, Walinono alias Puang Nene belakangan datang kembali dengan menyebarkan Aliran Segitiga Emas Sunda Nusantara secara sembunyi-sembunyi.

BACA JUGA:Pengumuman! Verifikasi dan Validasi Administrasi PPG Guru Diperpanjang, Informasi Lengkap Cek di Sini

"Katanya masih sering datang ke Bone. Dia itu sudah tinggal di Soppeng, dan tidak di Bone lagi. Tapi, sering datang tanpa sepengetahuan pemerintah daerah," katanya.

Kendati ajaran yang diajarkan Puang Nene ini menyimpang dari syariat Islam termasuk memberlakukan mahar dan kewajiban iuran pertemuan Rp750 ribu, namun pihak MUI tetap melakukan pembinaan terhadap aliran ini untuk kembali ke jalan yang benar.

DAPATKAN UPDATE BERITA FIN LAINNYA DI Google News


Khanif Lutfi

Tentang Penulis

Sumber: