Super Hemat

Super Hemat

Kota Duba yang berada di kawasan pantai--

Bangun pagi, saya minum air kran setengah liter. Saya rebus dengan alat perebus air di kamar. Air kran di Arab Saudi seperti di Amerika: bisa langsung diminum. 

Lalu sambil jalan ke masjid Nabawi Tabuk, saya cari makan pagi. Ketemulah yang saya inginkan: sejenis roti canai yang dibakar di dalam gentong. Saya beli dua. Yang isinya keju. Satu untuk makan pagi. Satunya untuk makan siang. Habis 10 riyal. Lalu satu botol air putih: 1 riyal.

Saya ingin melihat pembuatan roti canai itu. Wow rotinya dibuat lebar sekali. Agak tembem. Selebar payung kecil. Untuk membawanya harus dilipat empat. Dimasukkan tas plastik. Saya bawa pulang ke hotel. Udara pagi Tabuk sangat dingin di bulan seperti ini. Roti itu begitu panas.

"Saya harus beli buah. Sudah dua hari tidak makan buah dan sayur," kata saya dalam hati. Maka saya mampir toko kelontong: beli mentimun kecil-kecil satu pak. Isi 10 buah: 5 riyal.

Sampai di Neom saya beli kopi agar punya alasan duduk di rest area itu: 10 riyal. Di situlah saya makan siang. Stok roti canai saya masih 1,75 lembar. Makan tadi pagi ternyata hanya sanggup menghabiskan seperempat lembar.

Maka, malam harinya, saya makan itu lagi. Pun masih punya satu lembar lagi. Masih utuh. Saya masukkan kresek plastik. Saya ikat erat-erat. Agar tetap tembem.

Ternyata besok paginya, di Jeddah, saya masih makan itu lagi. Bahkan siang harinya, di Makkah. Pun saya makan siang dengan sisanya. Di perjalanan panjang itu saya beli air putih 4 kali: 4 riyal. Maka dalam dua hari itu saya menghabiskan anggaran makan minum 25 riyal. Kalau ditambah kopi menjadi 35 riyal.

Saya pun heran. Dengan gaya makan seperti itu kok pipi ini tembem. (*)

 

DAPATKAN UPDATE BERITA FIN LAINNYA DI Google News


Afdal Namakule

Tentang Penulis

Sumber:

Berita Terkait

Juri Oat

12 jam

Vina Doa

4 hari

Kaya Lama

6 hari

Antre Akhir

1 minggu

Antre Bonek

1 minggu

Untung Siksa

1 minggu

Lia Ahok

1 minggu