Tangani Kasus FFP, Manchester City Sewa Pengacara Top Setara Gaji De Bruyne

Tangani Kasus FFP, Manchester City Sewa Pengacara Top Setara Gaji De Bruyne

Ilustrasi Manchester City-@match5day-Instagram

Tangani Kasus FFP, Manchester City Sewa Pengacara Top Setara Gaji De Bruyne - Tangani kasus dugaan pelanggaran laporan keuangan atau Financial Fair Play (FFP) Manchester City sewa pengacara top.

Kabarnya, Manchester City menyewa seorang pengacara top dengan bayaran setara atau lebih dari gaji Kevin de Bruyne untuk menangani kasus yang dituduhkan oleh Liga Premier Inggris.

BACA JUGA:Manchester United vs Leeds United Seri, Erik Ten Hag Soroti 24 Peluang Sia-sia: Finishing Tidak Bagus

BACA JUGA:Shin Tae-yong Ungkap 2 Negara Ini Calon Lawan Timnas Indonesia di FIFA Matchday 2023

Menurut laporan Skysports dilansir Antara pada Kamis, 9 Februari 2023, Manchester City menunjuk Pannick Chamber sebagai pengacara mereka.

Pannick merupakan pengacara ternama di dunia hukum dan pernah menjadi pengacara dari mantan Perdana Menteri (PM) Inggris, Boris Johnson.

Pannick sendiri adalah sosok yang menghindarkan Manchester City dari hukuman larangan tampil di kompetisi Eropa setelah memenangkan banding di Pengadilan Banding Olahraga (CAS) pada 2020.

City dilaporkan akan membayar 80 ribu poundsterling (sekitar Rp1,46 miliar) per hari dan bila dijumlahkan, maka dia akan menerima 560 ribu poundsterling (Rp10,2 miliar per pekan).

BACA JUGA:Marselino Ferdinan Gabung Tim Eropa, Shin Tae-yong: Kesempatan Dapatkan Tim Lebih Baik Hilang

Kevin de Bruyne sendiri adalah pemain Manchester City dengan gaji tertinggi saat ini, gelandang asal Belgia itu mengantongi 400 ribu poundsterling (sekitar Rp7,33 miliar) per pekan.

Dengan disewanya Pannick sebagai pengacara, Manchester City berharap bisa terbebas dari dakwaan yang dijatuhkan oleh Liga Premier Inggris.

Liga Premier Inggris mendakwa City atas dugaan pelanggaran aturan FFP yang terjadi antara 2009 dan 2018. Operator liga tertinggi Inggris itu juga menyebut City tidak bekerja sama sejak penyelidikan yang dimulai pada Desember 2018.

City diduga tidak memberikan laporan keuangan yang jujur terkait pendapatan, biaya operasional dan kesepakatan sponsor. City juga diduga remunerasi kontrak sejumlah pelatih dan pemain di periode 2009-10 hingga 2015-16.

DAPATKAN UPDATE BERITA FIN LAINNYA DI Google News


Sahroni

Tentang Penulis

Sumber: