Pakar ITB Ungkap Penyebab Gempa Bumi Banten, Aktivitas Subduksi Lempeng Indo-Australia

Pakar ITB Ungkap Penyebab Gempa Bumi Banten, Aktivitas Subduksi Lempeng Indo-Australia

Pusat gempa berada di laut 66 km Tenggara Muarabinuangeun dengan kedalaman 10 km dan tidak berpotensi memicu terjadinya tsunami.--

Pakar ITB Ungkap Penyebab Gempa Bumi Banten - Dekan Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian Institut Teknologi Bandung (ITB) Dr Irwan Meilano, menjelaskan bahwa gempa dengan kekuatan magnitudo (M) 5,2 di Banten, pada Selasa (7/2), disebabkan oleh aktivitas subduksi lempeng Indo-Australia yang menunjam di bawah Lempeng Eurasia.

"Walau pun berkekuatan kecil, dampak getaran gempa bumi Banten tidak hanya dirasakan oleh daerah Jawa Barat, melainkan terasa hingga wilayah Jakarta dan sekitarnya. Sampai saat ini belum didapati laporan kerusakan dan korban dari masyarakat," kata Dr Irwan Meilano, dalam keterangan tertulisnya, Rabu 8 Februari 2023.

 BACA JUGA:Bukan Polisi, Sopir Fortuner Penabrak Pengendara Sepeda Motor di Rawamangun Cuma Mantu

Masyarakat Jawa Barat kembali dihebohkan dengan gempa Selasa pagi (7/2). Dilansir dari situs resmi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), gempa terjadi di Banten 7 Februari 2023 dengan kekuatan magnitudo (M) 5,2 pada pukul 07.35 WIB.

Pusat gempa berada di laut 66 km Tenggara Muarabinuangeun dengan kedalaman 10 km dan tidak berpotensi memicu terjadinya tsunami.

Menurut pakar kegempaan ITB tersebut, fenomena guncangan gempa Banten yang dirasakan sampai wilayah Jakarta diduga dapat disebabkan oleh dua faktor.

Pertama, faktor amplifikasi yang berarti gelombang seismik akan mengalami pembesaran, jika merambat pada suatu medium ke medium lain yang lebih lunak dibandingkan dengan medium awal yang dilaluinya.

 BACA JUGA:Tukang Cukur Lukas Enembe Diperiksa KPK

Kedua, faktor lokal sebagai penunjang faktor amplifikasi dimana kondisi litologi Jawa Barat dan Jakarta yang didominasi batuan sedimen.

Skala II MMI berarti getaran dirasakan oleh beberapa orang, benda-benda ringan yang digantung bergoyang. Skala III MMI terasa getaran seakan-akan ada truk berlalu.

Sedangkan skala IV MMI berarti pada siang hari dirasakan oleh orang banyak dalam rumah, di luar oleh beberapa orang, gerabah pecah, jendela/pintu berderit dan dinding berbunyi.

Menurut laporan BMKG, hingga pukul 08.00 WIB, hasil monitoring menunjukkan belum adanya laporan aktivitas gempa susulan (aftershock).

 BACA JUGA:JK: Kalau Masuk Politik, Sempurnakan Dulu Kehidupan Duniawi

Meskipun demikian, masyarakat diimbau untuk menghindari bangunan rusak atau retak setelah gempa Banten ini terjadi, sebelum dapat kembali ke dalam rumah atau bangunan.

DAPATKAN UPDATE BERITA FIN LAINNYA DI Google News


Khanif Lutfi

Tentang Penulis

Sumber: