Pengamat Politik: Mau Dibawa ke Mana Indonesia!

Pengamat Politik: Mau Dibawa ke Mana Indonesia!

Ilustrasi Pemilihan Presiden. (ist)--

BACA JUGA:Lewat Program TJSL, PLN Dorong Pengembangan UMKM di Sulawesi

Di kesempatan yang sama, Pakar Komunikasi Politik UGM, Nyarwi Ahmad menjelaskan kekuatan penebaran hoax atau disinformasi mendekati tahun politik 2024.

Disinformasi berkesempatan tumbuh subur di tengah-tengah lanscape warga kekinian, yang rekat dengan pemakaian sosial media, di tengah-tengah pertempuran politik dengan polarisasi yang kuat.

"Di dunia politik, info jadi oksigen, kunci yang gerakkan semua pemahaman. Bahkan juga semua sikap. Jika jaman dahulu, dari mass media ada gatekeeper rekan-rekan reporter, di sini siapa saja bisa saja konten creator. Di sini, ada kesempatan hoax secara mudah dibuat dan cepat menyebar," papar Nyarwi.

Usaha tekan penebaran hoax sudah banyak muncul. Baik berbentuk pergerakan literatur dari beragam kelompok masyarakat, atau upaya-upaya pemerintahan lewat Kementerian Komunikasi dan Info.

BACA JUGA:Daftar Kode Alamat Proxy WhatsApp Lengkap se-Indonesia dan Cara Mengatur di Android

Nyarwi berpandangan, beberapa elite politik sekarang cukup berhati-hati dalam menebarkan info lewat sosial media. Untuk jaga citra dianya.

Keadaan ini bawa keinginan untuk menahan hoax. Tetapi kunci pemasti, digenggam oleh beberapa elite politik dan kesadaran mereka saat lakukan komunikasi politik secara bijak.

"Balik lagi pada artis elite politik. Seberapa jauh mereka punyai kesadaran itu. Bermain dengan hoax itu ibarat main api. Dapat bikin rugi beberapa artis yang berkontestasi ," papar Nyarwi.

Seirama dengan Mada dan Andi, Nyarwi mengutamakan keutamaan komunikasi politik, yang fokus pada misi visi dan tujuan peraturan.

BACA JUGA:Gempa Guncang Laut Banda Maluku

"Komunikasi politik yang bagus, tidak cuma persuasif, tapi juga membuat cerah dan memberikan inspirasi," pungkas Nyarwi.

DAPATKAN UPDATE BERITA FIN LAINNYA DI Google News


Darul Fatah

Tentang Penulis

Sumber: