Marah Dewi

Marah Dewi

--

Drh Yuda mengambil ''air kolam'' itu. Tanpa mengikutkan selnya. Itulah sekratom. Yang dalam istilah drh Yuda ia sebut sebagai ''protein-sel''.

"Proses pengambilan sekratom seperti itu mahal sekali," ujar Karina yang cantiknya 5i itu.

Maka Karina, alumni dokter dan doktornya dari Universitas Indonesia, pilih mendapatkan sekratom dari sumber lain: yakni dari trombosit darah. Trombosit itu kalau "dicacah" akan keluar juga sekratom-nya. Sekratom dari trombosit itulah yang digunakan Karina untuk praktik PRP di kliniknya: Hayandra Jakarta.

"Mendapatkan sekratom dari trombosit jauh lebih murah," ujar Karina.

Tapi drh Yuda punya cara sendiri. Ia bisa menemukan cara murah mendapatkan sekratom lewat ''kolam sel''. Yuda menjelaskan pada saya: ia bisa memperbanyak protein-sel itu secara kultur. Tentu ini rahasia peneliti. Sekaligus ilmu tingkat tingginya.

Atau, jangan-jangan drh Yuda punya penjelasan yang berbeda. Saya pun menunggu penjelasan itu. 

Kemarin malam, selepas dimarahi Kwan Im palsu, saya dimarahi istri saya yang asli: mengapa tidak diajak ke drh Yuda. Padahal sama-sama lagi di Magelang. Sama-sama senam di Universitas Tidar.

Saya pun merasa bersalah: saya ke Kwan Im dengan membawa bunga dan mempersembahkannya. Mengapa tidak pernah memberi istri bunga. (*)

 

DAPATKAN UPDATE BERITA FIN LAINNYA DI Google News


Afdal Namakule

Tentang Penulis

Sumber:

Berita Terkait

Nilai Nol

3 hari

Zeni

1 minggu

Hari Raya

1 minggu

Madinah Kafe

1 minggu