PLN Gandeng JICA dalam Studi Percepatan Transisi Energi di Indonesia

PLN Gandeng JICA dalam Studi Percepatan Transisi Energi di Indonesia

PLN Gande JICA Studi Percepatan Transisi Energi--

NUSA DUA, FIN.CO.ID - PT PLN (Persero) dan Japan International Cooperation Agency (JICA) bekerja sama dalam studi percepatan transisi energi di Indonesia.

Hal tersebut dituangkan dalam penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) antara PLN dengan JICA dalam rangkaian acara Energy Transition Day, Selasa (1/11), di Bali.

Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan tujuan dari penandatanganan MoU ini ialah untuk memperbarui perkiraan kebutuhan listrik pada 2060 untuk mencapai net zero emission.

BACA JUGA:Hadirkan 100 SPLU, PLN Gandeng ION Mobility Perluas Ekosistem Kendraaan Listrik

“Kami berharap MoU studi percepatan transisi energi dengan JICA, mampu menganalisis informasi tentang masalah dan tindakan kebijakan untuk mencapai net zero emission pada tahun 2060,” katanya.

Darmawan menjelaskan, kolaborasi PLN dengan JICA ini juga diharapkan dapat menghasilkan perencanaan sistem tenaga listrik yang stabil dengan pemanfaatan energi baru terbarukan.

Tidak hanya itu, kedua belah pihak sepakat untuk menandatangani MoU sebagai landasan dalam percepatan Transisi Energi di Indonesia.

Kesepaktan ini sesuai dengan kemampuan, pengalaman dan sumber daya di bidangnya, dengan melakukan pertukaran data dan melalui koordinasi bersama para pemangku kepentingan untuk mendukung kepentingan studi tersebut.

BACA JUGA:Gubernur Jabar Apresiasi PLN yang Siap Serap Listrik TPPAS Legok Nangka

JICA adalah badan pelaksana bantuan pembangunan resmi Jepang atau Official Development Assistance (ODA) dengan tujuan mendukung pembangunan sosial ekonomi, pemulihan atau stabilitas ekonomi di negara berkembang.

Darmawan menambahkan, PLN membuka kolaborasi seluas-luasnya guna menghadapi krisis energi dan perubahan iklim.

Kolaborasi ini penting, mengingat aliansi strategis mutlak diperlukan guna membangun kapasitas energi nasional demi mengembangkan teknologi pembangkit yang ramah lingkungan.

Tujuannya terkait dengan Sustainable Development Goals (SDGs), Perubahan iklim dan infrastruktur yang berkualitas.

BACA JUGA:PLN Sulap Pelabuhan Pelindo Jadi Pelabuhan Hijau

“Menuju net zero emission 2060, diperlukan teknologi yang dapat menggantikan pembangkit fosil untuk memikul beban dasar maupun menunjang stabilitas sistem, termasuk suplai listrik untuk daerah remote atau kepulauan,” tambahnya.

DAPATKAN UPDATE BERITA FIN LAINNYA DI Google News


Makruf

Tentang Penulis

Sumber: