Kisah Kelam Sebelum Masjid Jakarta Islamic Center Berdiri: Pernah Jadi Tempat Maksiat Dihuni 1.615 PSK

Kisah Kelam Sebelum Masjid Jakarta Islamic Center Berdiri: Pernah Jadi Tempat Maksiat Dihuni 1.615 PSK

Masjid Jakarta Islamic Center, Jakarta Utara.-islamic-center.or.id-

JAKARTA, FIN.CO.ID - Kisah kelam sebelum dibangun Masjid Jakarta Islamic Center, lokasi tersebut pernah jadi tempat maksiat yang dihuni 1.615 Pekerja Seks Komersial (PSK).

Masjid Jakarta Islamic Center, Kramat Raya, Koja, Jakarta Utara baru-baru ini mengalami kebakaran, tepatnya pada bagian kubah.

Kebakaran yang melanda kubah Masjid Jakarta Islamic Center terjadi pada Rabu, 19 Oktober 2022, sekitar pukul 15.15 WIB.

Terlihat asap hitam melambung ke udara imbas kebakaran tersebut. Bahkan sederet masyarakat yang melintas turut berhenti sejenak untuk melihat persitiwa ini.

BACA JUGA:Sejarah Masjid Raya Jakarta Islamic Center Jakarta Utara: Dulu Lokalisasi, Diubah Jadi Pusat Peradaban Islam

Hal tersebut membuat arus lalu lintas kian sibuk di area sekitar. Peristiwa ini turut membuat enam unit Pemadam Kebakaran dikerahkan.

Petugas hingga berita ini diturunkan masih berjibaku memadamkan api di tempat kejadian dan belum diketahui penyebab kebakaran tersebut.

Meski begitu ternyata ada kisah menarik di balik berdirinya Masjid Jakarta Islamic Center yang kini terlihat megah.

Semula Area Prostitusi yang Dihuni Ribuan PSK

Lokasi tanah sebelum Masjid Jakarta Islamic Center dibangun, semula merupakan tempat prostitusi di Kramat Tunggak dengan nama sebuah Panti Sosial Karya Wanita (PKSW) Teratai Harapan Kramat Tunggak, yang terletak di jalan Kramat Jaya RW 19, Tugu Utara, Koja, Kotamadya Jakarta Utara.

BACA JUGA:Breaking News: Kubah Masjid Islamic Center Koja Jakarta Utara Terbakar

Dilansir dari situs resmi Masjid Jakarta Islamic Center, areal tersebut tepatnya menempati lahan seluas 109.435 m2 yang terdiri dari sembilan Rukun Tetangga (RT).

Kramat Tunggak, kemashurannya tidak saja terkenal di Indonesia, namun juga terkenal hingga ke seluruh Asia Tenggara sebagai pusat jajan terbesar bagi kaum hidung belang.

Saat awal pembukaannya pada 1970-an, terdapat 300 orang Wanita Tuna Susila (WTS) atau PSK dengan 76 orang germo. Jumlah ini terus bertambah seiring bertambah bulan dan tahun.

DAPATKAN UPDATE BERITA FIN LAINNYA DI Google News


Tiyo Bayu Nugro

Tentang Penulis

Sumber: