Natalius Pigai Soal Kapolda Jatim Dicopot Buntut Tragedi Kanjuruhan: Kapolri Mendengar Perasaan Publik
Eks Komisioner Komnas HAM (2012-2017) Natalius Pigai-Screenshot YouTube/CNN Indonesia-
JAKARTA, FIN.CO.ID - Eks Komisioner Komnas HAM (2012-2017) Natalius Pigai soal Kapolda Jatim Dicopot buntut tragedi Kanjuruhan mengatakan Kapolri mendengar perasaan publik.
Natalius Pigai melontarkan pendapatnya pada sebuah kicauan lewat akun media sosial Twitter bernama @NataliusPigai2.
Eks Komisioner Komnas HAM (2012-2017) terpantau memang aktif dalam memakai platform tersebut untuk menyuarakan sudut pandang pribadinya.
Kini Natalius Pigai melempar sebuah pernyataan tentang Kapolri Jenderal Pol. Listyo Sigit Prabowo yang copot Kapolda Jatim Irjen Nico Afinta buntut tragedi Kanjuruhan, Malang.
BACA JUGA:Ini Pendapat Natalius Pigai Soroti Momen Viral Jokowi Tak Salami Kapolri di HUT TNI ke-77
"Kapolri mendengar perasaan publik dengan langkah-langkah: 1. Memastikan penyebab. 2. Proses hukum. 3. Revitalisasi sistem security. 4. Dukung kompensasi korban," tulis Natalius Pigai.
Eks Komisioner Komnas HAM mengaku pernah memimpin tim ketika ada belasan orang meninggal dunia pada 2013 di GOR Nabire.
"Saya pernah pimpin tim, 18 orang mati di GOR Nabire 2013 karena: pintu sempit, terinjak-injak, dan sesak nafas. @jokowi," tutup Natalius Pigai.
Kicauan Natalius Pigai mendapat 0 komentar, lima retweets, dan 19 likes dari warganet sampai berita ini terbit.
BACA JUGA:Natalius Pigai Ungkap 3 Kegagalan Jokowi dan Menko Mahfud Terkait Hukum, Apa Saja?
Sebelumnya Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo memutasi Kapolda Jawa Timur (Jatim) Irjen Pol Nico Afinta menjadi Staf Ahli Bidang Sosial Budaya (Sahli Sosbud) Kapolri.
Berdasarkan telegram Kapolri dengan nomor ST/2134/IX/KEP 2022, Nico Afinta digantikan oleh Irjen Pol Teddy Minahasa Putra.
Teddy Minahasa Putra sebelumnya menjabat sebagai Kapolda Sumatera Barat. Dia merupakan perwira tinggi Polri kelahiran Surakarta, Jawa Tengah. Sejak 25 Agustus 2021.
Teddy Minahasa Putra juga pernah mengemban sejumlah tugas penting di kepolisian seperti pernah menjadi ajudan Wakil Presiden RI Jusuf Kalla.
Sumber:
