Memperingati Hari Kesehatan Mental Sedunia, Sudahkah Anda Bahagia?

Memperingati Hari Kesehatan Mental Sedunia, Sudahkah Anda Bahagia?

Bahagia, Image oleh Leroy Skalstad dari Pixabay--

JAKARTA, FIN.CO.ID - 10 Oktober adalah peringatan Hari Kesehatan Mental Sedunia. Dan ketika bicara kesehatan mental, maka depresi adalah salah satu yang bisa dikaitkan dengan hal ini.

Menurut ahli, depresi adalah sama bahayanya dengan kolesterol tinggi.

Oleh ahli, depresi dianggap sebagai gangguan mental yang satu tingkat lebih bahaya dari obesitas dan diabetes.

BACA JUGA:Bukan Cuma Pernapasan, Ternyata Covid-19 Juga Menyerang Kesehatan Mental Manusia Loh

Tidak hanya mengganggu mental seseorang, penderita depresi menurut pendapat ahli bernama dokter Gail Zaltz, dapat menyebabkan masalah tersendiri terhadap kerja jantung manusia.

Hal ini kata dia, disebabkan oleh produksi hormon kortisol yang dilepaskan tubuh saat seseorang mengalami stres.

Ketika orang stres, maka efeknya adalah perubahan tensi darah, yang dapat berpotensi meningkatkan risiko serangan jantung.  

Gak cuma masalah jantung, orang yang mentalnya tidak sehat, dalam hal ini mengalami depresi, umumnya mengeluhkan beberapa gejala seperti gangguan tidur, kecemasan, kehilangan napsu makan, emosi yang tak terkontrol dan lainnya.

Sebab itu, penting bagi manusia untuk merasa bahagia.

Memperingati Hari Kesehatan Mental Sedunia, sudahkah Anda bahagia? Jika belum maka penjelasan di bawah ini mungkin bisa mendorong Anda, untuk dapat menjadi sosok yang bahagia.

Menurut pakar, bahagia itu menyehatkan lantaran efek yang diberikannya terhadap tubuh manusia.  

“Beberapa studi menunjukan bahwa kebahagiaan dan kenikmatan hidup, dapat menurunkan risiko masalah kesehatan,” kata pakar bernama Susan Damico, MA, seperti dikutip Prevention.  

Adapun beberapa masalah kesehatan  yang dimaksudkan Damico, adalah seperti masalah jantung dan hipertensi, selain manfaatnya terhadap sistem kekebalan tubuh.  

Tidak hanya itu, mereka lebih bahagia dan menikmati hidup mereka, dilaporkan punya umur yang lebih panjang dibandingkan mereka yang tidak demikian.  Temuan ini dirilis para peneliti pada Journal of Happiness Studies

Cara Mengatasi Depresi

Satu-satunya solusi akan masalah ini, menurut ahli adalah dengan mencari pertolongan medis. Ketika teratasi, maka potensi kematian yang disebabkan depresi pun menurun.

Orang Depresi Suka Musik Sedih

Anda pastinya tahu jika musik memiliki efeknya tersendiri terhadap mood manusia.  

Bagi kebanyakan orang, musik mungkin tidak meninggalkan banyak kesan, namun berbeda dengan mereka yang depresi.  

Menurut sebuah studi, sebagaimana dilaporkan Digest, pada mereka yang depresi, musik bisa menjadi teman tersendiri bagi mereka dengan kondisi ini.  

Akan tetapi bukan sembarang musik. Menurut studi yang dirilis pada jurnal Emotion itu, musik dengan energi yang rendah, dalam hal ini musik sedih, merupakan penenang jiwa bagi yang depresi.

Namun bertentangan dengan apa yang dikira banyak orang, musik sedih ini, dapat digunakan sebagai media yang bahkan mampu mengangkat semangat dan mood mereka.  

Menurut para partisipan yang terlibat dalam studi, yang dilakukan peneliti dari University OF South Florida di AS itu, musik sedih dibanding jenis musik lain, memiliki efek yang mampu merelaksasi tubuh dan menenangkan pikiran.

DAPATKAN UPDATE BERITA FIN LAINNYA DI Google News


Makruf

Tentang Penulis

Sumber: