Penggunaan Gas Air Mata di Tragedi Kanjuruhan, Lemkapi Sebut Intelijen Kecolongan

Penggunaan Gas Air Mata di Tragedi Kanjuruhan, Lemkapi Sebut Intelijen Kecolongan

Momen penonton atau suporter terkena gas air mata di tribune Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur, Sabtu, 1 Oktober 2022.-Screenshot Twitter/@herul_cules-

JAKARTA, FIN.CO.ID - Divpropam Polri diminta untuk melakukan audit investigasi pengamanan terkait 'Tragedi Kanjuruhan' yang terjadi di Malang, Jawa Timur.

Direktur Eksekutif Lembaga Kajian Strategis Kepolisian Indonesia (Lemkapi) Edi Hasibuan mengatakan, perlu ada audit investigasi terhadap pengamanan yang dilakukan Polres Malang dan Polda Jatim. 

BACA JUGA: Terbesar dalam Sejarah, Ternyata Tragedi Kanjuruhan Urutan Kedua Telan Korban Jiwa di Stadion

"Apakah sudah sesuai dengan Peraturan Kapolri Nomor 1 tahun 2009 tentang Penggunaan Kekuatan Kepolisian termasuk penggunaan gas air mata untuk mencegah bentrokan yang terjadi dalam stadion," katanya di Jakarta, Minggu 2 Oktober 2022.

Dalam keterangan tertulisnya, Edi mengatakan Propam Polri juga perlu menyelidiki apakah fungsi intelijen Polri sudah dijalankan dengan baik atau tidak sehingga tragedi itu sama sekali tidak terdeteksi.

"Kami melihat intelijen kecolongan dan tidak berjalan sebagaimana mestinya sehingga tidak memiliki perkiraan keamanan yang matang atas insiden di Malang," kata Edi. 

Edi minta tim khusus Polri perlu mendalami ada tidaknya kelalaian petugas di lapangan serta ada tidaknya sistem pengamanan yang tidak dijalankan sebagaimana mestinya khususnya dalam penggunaan gas air mata di area stadion.

BACA JUGA:Laga Persib Vs Persija Ditunda, Polda Jabar: Bobotoh Tidak Perlu Hadir ke GBLA

Dia menegaskan penggunaan kekuatan sesuai Pasal 3 Peraturan Kapolri Nomor 1 tahun 2009 boleh dilakukan sepanjang memenuhi prinsip legalitas, kebutuhan, proporsionalitas, kewajiban umum, preventif, dan masuk akal.

Menurutnya, dalam tragedi Kanjuruhan, pada awalnya, pengamanan Polda Jatim dan polres setempat sudah menjalankan tugas dengan maksimal.

Namun pada babak akhir pertandingan, katanya, polisi di lapangan kurang siap ketika tiba-tiba terjadi bentrokan antarsuporter dan tidak bisa mencegahnya.

Sedikitnya 129 orang tewas termasuk dua polisi saat terjadi kerusuhan pascapertandingan sepak bola antara Arema FC Malang dengan Persebaya Surabaya di Stadion Kanjuruhan, Malang, Sabtu malam. Puluhan orang masih dirawat di rumah sakit.

BACA JUGA:Ini Bahaya Gas Air Mata dengan Kondisi Stadion yang Sangat Penuh Sesak

Massa diduga tidak puas dengan kekalahan tuan rumah Arema FC 2-3 atas Persebaya.

DAPATKAN UPDATE BERITA FIN LAINNYA DI Google News


Khanif Lutfi

Tentang Penulis

Sumber: