Pakar Bilang Jangan Telan Mentah-Mentah Film G30S/PKI: Bukan Kebenaran

Pakar Bilang Jangan Telan Mentah-Mentah Film G30S/PKI: Bukan Kebenaran

Cover film G30S PKI. --

JAKARTA, FIN.CO.ID- Sejumlah stasiun televisi menyiarkan film Gerakan 30 September atau G30S/PKI pada Jumat malam kemarin. 

Menurut sejarawan yang juga aktivis pelestarian sejarah dan budaya, Asep Kambali mengatakan masyarakat perlu mendalami dari berbagai sumber sejarah yang lain. 

Menurut Asep, masyarakat  terutama generasi muda jangan telah mentah-mentah film tersebut. 

"Harus dibarengi upaya untuk memperdalam kembali narasi sejarahnya secara logis dan kritis, jangan ditelan mentah-mentah," kata pria yang merupakan pendiri Komunitas Historia Indonesia (KHI) itu saat dikutip ANTARA di Jakarta, Sabtu 1 Oktober 2022.

BACA JUGA:Budiman Sudjatmiko Bilang DN Aidit PKI adalah Keturunan Arab, Fadli Zon Respon Begini...

BACA JUGA:Chusnul Chotimah: Islamophobia Adalah Politik Identitas Terbaru, Sama Seperti Cap PKI

Menurut dia, memperdalam pengetahuan mengenai sejarah G30S/PKI dari sumber-sumber lain sangat diperlukan sebab jika hanya mengandalkan lewat film, maka yang terjadi adalah kesalahpahaman.

Pasalnya, film G30S/PKI yang selalu diputar setiap 30 September itu merupakan fiksi belaka sehingga tidak merepresentasikan fakta sejarah yang sebenarnya.

"Nonton film G30S/PKI ya sah-sah saja, silahkan tonton, Saya juga suka. Bagi saya, film itu sangat epic, keren, menyeramkan, menegangkan dan sangat mampu menghipnotis penonton," katanya.

BACA JUGA:Akun Instagram Nikita Mirzani Mendadak Hilang, John Hopkins Beri Jawaban Mengejutkan

BACA JUGA:Kerap Kritik Pemerintah, Susi Pudjiastuti Akui Dicap Kadrun Hingga PKI Oleh Buzzer

"Itu satu karya yang menurut saya keren. Tapi substansinya jangan dipercaya, itu cuma film kok, bukan kebenaran yang disajikan," kata lulusan Universitas Negeri Jakarta itu.

Selain itu, lanjut dia, film juga hanya menampilkan satu perspektif, yakni perspektif dari si pembuat film. Untuk itu, perlu diimbangi dengan membaca buku, artikel, hingga video yang membahas sejarah guna memperkaya perspektif.

"Baca-baca buku, artikel, jadi jangan sampai generasi muda hari ini itu cuma scrolling konten dangkal di media sosial. Tonton konten-konten di YouTube yang narasinya membuat kita mendapatkan perspektif yang lain," ujarnya.

DAPATKAN UPDATE BERITA FIN LAINNYA DI Google News


Afdal Namakule

Tentang Penulis

Sumber: