Topan Super Noru Hantam Filipina, Lima Orang Dikabarkan Tewas

Topan Super Noru Hantam Filipina, Lima Orang Dikabarkan Tewas

Topan, Image oleh WikiImages dari Pixabay--

JAKARTA, FIN.CO.ID - Topan super Noru dilaporkan menghantam Pulau Luzon di Filipina dengan angin kencang disertai hujan deras sejak Minggu sore.

Akibat hantaman topan super Noru, lima orang di kabarkan tewas saat angin kencang itu berhembus dari negara Asia Tenggara itu pada hari Senin (26/9) ini.

Sementara itu Gubernur Provinsi Bulacan, Daniel Fernando, Senin pagi mengungkapkan bahwa banjir bandang menghanyutkan lima anggota tim penyelamat.

Tim penyelamat yang hanyut ini kala itu sedang melakukan operasi penyelamatan di Kota San Miguel, Manila utara.

Hingga saat ini, beberapa bagian kota tersebut disebut masih terendam air berlumpur.

Badan nasional penanggulangan bencana Filipina sendiri hingga berita ini diturunkan, masih belum melaporkan insiden tersebut.

BMKG Filipina menjadikan status Noru menjadi topan beberapa jam setelah menghantam negara tersebut pada Minggu sore.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Filipian tersebut mengatakan bahwa badai Noru mempertahankan kekuatannya pada Senin pagi tadi.

Bada Noru lalu bergerak menuju barat utara dengan kecepatan 30 km per jam. Badai Noru sendiri memiliki kekuatan angin kencang berkecepatan 140 km per jam, dengan hembusannya 30 kmpj lebih kuat.

Noru sendiri merupakan topa ke-11 dan masuk dalam ketagori paling kuat yang memasuki Filipina tahun ini.

Filipina merupakan salah satu negara paling rawan bencana secara global, terutama karena lokasinya yang terletak di Cincin Api Pasifik dan sabuk topan Pasifik.

Filipina sendiri merupakan negara kepulauan yang kerap diterpa topan, dan angka itu mampu mencapai 20 kali setiap tahunnya.

Beberapa di antara topan-topan ini, memiliki daya hanur yang tinggi dan lainnya cukup dahsyat.

Bencana Banjir Juga Landa Bangladesh dan India di 2022

Hujan monsun picu banjir besar di Bangladesh dan India, demikian menurut otoritas setempat, Sabtu (18/6).

Akibatnya, sekitar hampir 6 juta orang di kedua negara tersebut harus mengungsi, dan kondisi ini diperkirakan sangat berpotensi memburuk.

Parahnya, setidaknya 15 nyawa di Bangladesh melayang akibat tersambar petir, selain empat kasus kematian yang dipicu oleh tanah longsor.

Menurut pakar dari Pemerintah Bangladesh, banjir besar ini merupakan yang terburuk semenjak yang terakhir kalinya terjadi 18 tahun lalu.

Yang membuat banjir ini semakin parah, adalah efek limpasan akibat hujan deras di sepanjang pegunungan India.

Sementara itu menurut otoritas setempat, hujan deras masih akah terus mengguyur setidaknya untuk dua hari ke depan.

Biasanya menjadi andalan para petani lokal, namun hujan monsun disebut tidak selamanya bersahabat, karena juga memicu kerusakan alam, selain memakan korban jiwa.

 Baik di Bangladesh dan India, sama-sama berurusan dengan kerusakan besar yang dipicu oleh cuaca ekstrem. Mereka yang tinggal di dataran rendah dan padat penduduk seperti Bangladesh, adalah yang paling berpotensi kena dampaknya.


DAPATKAN UPDATE BERITA FIN LAINNYA DI Google News


Makruf

Tentang Penulis

Sumber: