Sudah Rajin Minum Obat tapi Tekanan Darah Tetap Tinggi, Ini Salahnya

Sudah Rajin Minum Obat tapi Tekanan Darah Tetap Tinggi, Ini Salahnya

Darah Tinggi, Tensimeter | Image oleh Steve Buissinne dari Pixabay--

JAKARTA, FIN.CO.ID - Bagi mereka yang darah tinggi diwajibkan meminum obat, guna membantu dalam mengontrol tekanan darahnya.

Tekanan darah yang tak terkontrol dapat memicu serangan jantung dan serangan stroke, yang bisa mematikan atau melumpuhkan.

Namun ada kalanya mereka yang sudah rajin minum obat darah tinggi, namun hasil tensi darahnya tetaplah tinggi.

(BACA JUGA:Darah Tinggi Penyebab Utama Orang Kena Stroke, Sebab Itu Penting Mengontrolnya)

Menurut pendapat dr Tirtawati Wijaya, obat darah tinggi bisa tidak berkhasiat dikarenakan faktor lain.

Mereka yang punya penyakit ginjal, penyakit tiroid dan penyakit adrenal bisa mengalami obat darah tinggi tidak bekerja sebagaimana mestinya.

Orang yang juga minum pil KB, suntik KB, penggunakan narkoba, NSAID dan jenis obat lain tertentu, bisa mengalami obat darah tinggi yang mereka minum tidak berkhasiat.

“(Obat darah tinggi juga tidak berkhasiat jika orang punya) gangguan tidur, gangguan keseimbangan hormon, stress emosional, dll,” kata dr. Tirtawati Wijaya seperti dikutip FIN dari Alodokter.

Tidak cuma itu, “obesitas, pola makan tidak sehat, jarang berolahraga, menghisap asap rokok, minum minuman beralkohol/berkafein/berenergi (akan mendapati obat darah tinggi tidak berkhasiat).

Mereka yang mengalami penyempitan pembuluh darah atau arteriosklerosis, dapat menyebabkan obat darah tinggi tidak berkhasiat.

Orang Asia Lebih Rentan Darah Tinggi

Padahal menurut ahli, orang Asia, seperti kita orang Indonesia sebenarnya tidak akur dengan makanan yang tinggi kandungan garamnya.

Ketika kita mengkonsumsi makanan asin secara berlebihan, maka efeknya adalah tekanan darah yang langsung melonjak.

Ketika tekanan darah melonjak tinggi, hal ini bisa ditandai dengan jantung yang tiba-tiba berdebar kencang.

"Makanan yang bisa membuat mendadak darah tinggi adalah makanan asin. Orang Asia sangat sensitif kepada garam, ini ada dari faktor genetik dan ras," kata dr. Eka Harmeiwaty Sp.S.

Menurut Dokter Spesialis Saraf RS Pusat Jantung Nasional Harapan Kita itu, hal inilah yang kemudian menjadi alasan mengapa organisasi kesehatan dunia WHO, menganjurkan orang untuk membatasi konsumi mereka akan garam atau makanan asin.

DAPATKAN UPDATE BERITA FIN LAINNYA DI Google News


Makruf

Tentang Penulis

Sumber: