Strategi Jokowi Jaga Stabilitas Keuangan Hanya Dua Cara: Naikkan Harga BBM atau Nambah Utang!

Strategi Jokowi Jaga Stabilitas Keuangan Hanya Dua Cara: Naikkan Harga BBM atau Nambah Utang!

Presiden Joko Widodo (Jokowi).-Tangkapan Layar-Sekretariat Presiden/YouTube

JAKARTA, FIN.CO.ID- Anggota Komisi IV DPR RI, Slamet mengkritik keras Pemerintah Joko Widodo yang menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi menjadi Rp.10.000. 

Menurutnya, kebijakan mencabut subsidi BBM dan mengalihkannya menjadi BLT sebagai bentuk pengkhianatan pemerintah kepada rakyat.

Sebab baru beberapa bulan lalu, Presiden Jokowi mengatakan tidak akan menaikkan harga BBM hingga akhir tahun.

“Kita masih ingat betul rasa-rasanya baru beberapa bulan presiden Jokowi mengatakan bahwa BBM bersubsidi tidak akan naik sampai akhir tahun, saat merayakan hari kemerdekaan kita disuguhi tagline, pulih lebih cepat bangkit lebih kuat namun faktanya belum sebulan berselang presiden menjilat ludahnya sendiri dengan mencabut BBM bersubsidi,” ungkap Slamet di Jakarta, Senin 5 September 2022. 

(BACA JUGA:Usul Mencengangkan Tifatul Sembiring Tentang Harga BBM Naik: Tunda IKN, Ini Tidak Mendesak)

(BACA JUGA:50 Kasus Penyelewengan BBM Subsidi Dibongkar Polda Jateng)

Anggota Fraksi PKS dari dapil Sukabumi ini menilai, strategi Pemeritah Jokowi dalam menjaga stabilitas keuangan hanya dengan dua cara. Yaitu menaikkan harga BBm dan menambah utang luar negeri. 

"Kalau boleh jujur melihat strategi pemerintahan Jokowi dalam menjaga stabilitas keuangan hanya dengan dua cara yaitu menambah utang dan menaikkan harga BBM, padahal berapa banyak pembangunan infrastruktur yang bisa ditunda pembangunannya seperti pembangunan IKN, kereta cepat serta masih banyak lagi kegiatan lain yang belum prioritas," ucapnya. 

Slamet menilai, pemerintah Jokowi sangat tidak peka dengan kondisi saat ini. 

"Sudah tahu keadaan global sedang tidak stabil malah tetap fokus membangun IKN dan infrastruktur lainnya padahal uangnya bisa digunakan untuk menambal subsidi yang ada,” jelasnya.

Terakhir, ketua umum Perhimpunan Petani Nelayan Seluruh Indonesia (PPNSI) ini meminta pemerintah untuk melihat lebih dekat kondisi masyarakat khususnya para petani dan nelayan.

(BACA JUGA:Sindiran Warga Cirebon: Kalu Bisa BBM Naik Rp25 Ribu, Kami Tetap Dukung Pak Jokowi Presiden Seumur Hidup)

(BACA JUGA:Jokowi Beri Tanggapan Soal Rencana Demo Buruh Tolak Harga BBM)

“Kenaikan BBM ini sudah pasti menaikkan semua biaya operasional kegiatan pertanian dan perikanan, mulai dari biaya logistik, biaya makan, biaya hidup dan lain lain, sementara harga jual hasil perikanan dan pertanian sangat fluktuatif sehingga kondisi ini akan menyeret petani dan nelayan kita ke dalam jurang kemiskinan,” ungkapnya.

DAPATKAN UPDATE BERITA FIN LAINNYA DI Google News


Afdal Namakule

Tentang Penulis

Sumber: