NASA Bakal Mendarat di Kutub Selatan Bulan, Cari Sumber Kehidupan Untuk Masa Depan

NASA Bakal Mendarat di Kutub Selatan Bulan, Cari Sumber Kehidupan Untuk Masa Depan

Bulan, Image oleh Ponciano dari Pixabay--

JAKARTA, FIN.CO.ID -- Lembaga antariksa NASA mengumumkan bahwa mereka tengah mempersiapkan program Artemis.

Rencananya NASA akan mendarat di wilayah kutub selatan Bulan yang kemungkinan akan dilaksanakan antara tahun 2025 dan 2028 mendatang.

NASA sendiri saat ini sudah menentukan target lokasi pendaratan manusia saat nantinya tiba dan menginjakkan kaki ke Bulan.

(BACA JUGA:Sempat Ditunda, NASA Bakal Luncurkan SLS Akhir Pekan Ini)

(BACA JUGA:NASA Bakal Kembali Daratkan Manusia di Bulan, Kali Ini Astronot Wanita dan Kulit Berwarna)

Dalam siaran persnya, NASA menyebutkan alasan penentuan lokasi mendarat di kutub selatan bulan, lantaran menurut NASA kutub selatan Bulan cukup menarik karena Matahari melayang di dekat cakrawala.

Pengamatan ini didapati dari posisi Bulan sendiri, di mana Bulan memiliki kemiringan sumbu yang lantai kawah tumbukannya yang cekung dan tidak pernah terlihat sinar Matahari dan berada dalam bayangan abadi.

Di lokasi ini, tentunya akan mudah terbentuknya es yang akan menyublim dan dengan sangat cepat berubah menjadi gas di ruang hampa. Potensi kehadiran es ini akan dimanfaatkan oleh para astronot sebagai sumber kehidupan di Bulan nantinya.

Sumber kehadiran es ini nantinya mampu digunakan oleh astronot untuk masa depan mereka dalam bekal konsumsi, perisai radiasi, atau sebagai propelan roket.

(BACA JUGA:Para Ahli Melaporkan Bumi Kini Berputar Lebih Cepat, Ini Efeknya terhadap Kehidupan)

(BACA JUGA:Software Update Baru untuk PS5, Tingkatkan Performa dengan Auto Low Latency)

Akan tetapi, dengan bantuan kecerdasan buatan, tim telah berhasil menggunakan data ini secara efisien sehingga area yang sebelumnya gelap menjadi terlihat.

Setelah menganalisis gambar tersebut, tim menentukan bahwa tidak ada air es yang terlihat di area gelap Bulan ini meskipun keberadaannya telah dibuktikan oleh instrumen lain.

Temuan studi ini tentunya memiliki implikasi langsung untuk misi masa depan, termasuk Misi Mesin Intuitif 2, yang akan dilakukan secara komersial oleh start-up.

DAPATKAN UPDATE BERITA FIN LAINNYA DI Google News


Sigit Nugroho

Tentang Penulis

Sumber: