Rektor UI Tawarkan Golden Mid-Way, Harga BBM Subsidi Naik 30 sampai 40 Persen

Rektor UI Tawarkan Golden Mid-Way, Harga BBM Subsidi Naik 30 sampai 40 Persen

Seorang petugas SPBU sedang melakukan pengisian BBM ke pelanggan--

JAKARTA, FIN.CO.ID - Menyiasati krisis energi yang berpotensi mendorong pemerintah untuk menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi, Rektor Universitas Indonesia (UI) Ari Kuncoro menyarankan konsep The Golden Mid-Way. 

Konsep The Golden Mid-Way merupakan langkah menaikkan harga BBM bersubsidi sekitar 30 persen sampai 40 persen.

(BACA JUGA:Kenaikan Harga BBM Tak Dapat Dihindari, Subsidi Besar Tapi Salah Sasaran)

Sehingga aktivitas perekonomian seperti pariwisata dan UMKM tetap berjalan dengan baik.

“Persoalannya adalah pertumbuhan ekonomi ini juga didukung oleh subsidi BBM dan subsidi BBM menjadi permasalahan bagi keuangan negara ketika harga minyak dunia naik,” katanya, Minggu 28 Agustus 2022.

Selain itu, Ari juga menyarankan agar pemerintah dapat mengontrol volume penyaluran BBM bersubsidi sehingga benar-benar dapat dinikmati oleh masyarakat yang tepat dan berhak.

Hal tersebut sejalan dengan keterangan dari Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati beberapa waktu lalu yakni konsumsi masyarakat terhadap BBM bersubsidi sangat meningkat dari perkiraan sebesar 23 juta kiloliter hingga akhir tahun menjadi 29 juta kiloliter.

(BACA JUGA:Ternyata Elpiji 3 Kg Penyumbang Subsidi Terbesar, Sri Mulyani: Setiap Tabung Disubsidi Rp42.750)

Sementara itu, pemerhati isu-isu strategis Imron Cotan mendukung konsep The Golden Mid-Way yang dikemukakan Ari Kuncoro karena saat ini harga minyak dunia naik sangat drastis sehingga harga BBM bersubsidi perlu ditinjau kembali.

"Konsep yang dikemukakan Rektor UI dengan menaikkan harga BBM bersubsidi berkisar 30-40 persen untuk menyokong turisme dan UMKM merupakan hal tepat,” ujar Imron.

Direktur Eksekutif Moya Institute Hery Sucipto menambahkan banyak pihak yang menilai subsidi BBM ini bocor atau tidak tepat sasaran sehingga dibutuhkan strategi agar APBN tidak terbebani dan masyarakat tetap bisa melakukan konsumsi.

"Dibutuhkan pencerahan-pencerahan agar kita arif dalam menyikapi krisis energi ini serta opsi yang akan diambil pemerintah,“ tegasnya.

DAPATKAN UPDATE BERITA FIN LAINNYA DI Google News


Khanif Lutfi

Tentang Penulis

Sumber: