Sejarah Singkat Idul Adha: Atas Perintah Allah, Nabi Ibrahim Nyaris Sembelih Anaknya

Sejarah Singkat Idul Adha: Atas Perintah Allah, Nabi Ibrahim Nyaris Sembelih Anaknya

Masjid Nabawi di Madinah-ist-net

JAKARTA, FIN.CO.ID- Kisah atau sejarah qurban berawal dari persitiwa Nabi Ibrahim yang akan menyembelih putranya Nabi Ismail.

Kisah ini diabadikan Allah dalam Alquran. Kemudian disyiarkan oleh Nabi terkahir Muhammad SAW yang menganjurkan umat Islam untuk menyembelih qurban di hari raya Haji atau Idul Adha. 

Beginilah sejarah qurban dimulai dari kisah Nabi Ibrahim sa dan nabi Ismail sa dikutip Kisah Qurban. Telah dikisahkan bahwa Nabi Ibrahim tidak memiliki anak hingga di masa tuanya. Puluhan tahun penantian, lalu beliau berdoa kepada Allah. 

“Ya Tuhanku, anugrahkanlah kepadaku (seorang anak) yang termasuk orang-orang yang saleh. (QS Ash-Shafaat [37].

Kemudian Allah memberikan kepadanya kabar gembira akan lahirnya seorang anak yang sabar. Dialah Ismail, yang dilahirkan oleh istrinya Siti Hajar. 

(BACA JUGA:Idul Adha di Indonesia 10 Juli, Menag Gus Yaqut Rayakan Lebaran Tanggal 9 Juli)

Menurut para ahli sejarah, Nabi Ismail lahir ketika Nabi Ibrahim berusia 86 tahun. Wallahu a’lam. 

Nabi Ibrahim membawa Siti Hajar dan anaknya yang masih menyusu, Ismail, di padang tandus. Pada era Rasulullah , tempat yang menjadi rumah Siti Hajar itu adalah dekat Baitullah. Pada bagian atas sumur Zamzam dan Masjidil Haram.

Siti Hajar dibawa Nabi Ibrahim ke sana, di lokasi itu ada pohon Dauhah. Di sisi pohon itulah Siti Hajar tinggal bersama bayi Ismail. Pada saat itu di Mekkah belum ada ditnggali manusia. Wilayah itu tandus. Tak ada mata air.

Nabi Ibrahim meninggalkan mereka disana beserta geribah yang di dalamnya terdapat kurma serta bejana kulit yang berisi air. 

(BACA JUGA:MUI Kabupaten Tangerang Imbau Masyarakat Hormati Perbedaan Waktu Idul Adha)

Setelah itu Nabi Ibrahim berangkat dan diikuti oleh Hajar seraya berkata, “Wahai Ibrahim, kemana engkau hendak pergi, apakah engkau akan meninggalkan kami sedang di lembah ini tidak terdapat seorang manusia pun dan tidak pula makanan apapun?” 

Pertanyaan itu diucapkan berkali-kali, namun Nabi Ibrahim tidak menoleh sama sekali, hingga akhirnya Hajar berkata kepadanya: “Apakah Allah yang menyuruhmu melakukan ini?” 

“Ya.” Jawab Nabi Ibrahim “Kalau begitu kami tidak disia-siakan.” Dan setelah itu Hajar pun kembali. 

DAPATKAN UPDATE BERITA FIN LAINNYA DI Google News


Afdal Namakule

Tentang Penulis

Sumber: kisah qurban