Menkeu Sri Mulyani Perkirakan Pendapatan Negara di Tahun 2022 Lewati Target

Menkeu Sri Mulyani Perkirakan Pendapatan Negara di Tahun 2022 Lewati Target

Menteri Keuangan Sri Mulyani dalam UI International Conference on G20 di Jakarta. -UI Teve-Youtube

JAKARTA, FIN.CO.ID- Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani memperkirakan pertumbuhan pendapat negara tahun 2022 akan melewati targetnya sebagaimana diatur dalam Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 98 Tahun 2022 tentang Perubahan Atas Perpres 104/2021 tentang Rincian Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2022.

Dia memperkirakan pendapatan negara melonjak karena dipengaruhi oleh prospek perekonomian yang membaik, dampak implementasi Undang-Undang nomor 7 tahun 2021 tentang Harmonisasi Peraturan Perpajakan (UU HPP), dan harga komoditas yang diperkirakan masih berada pada level yang tinggi.

"Outlook Pendapatan negara pada tahun 2022 diperkirakan mencapai Rp2.436,9 triliun atau 107,5 persen dari pagu Perpres Nomor 98 Tahun 2022," ujar Sri Mulyani Indrawati dalam Rapat dengan Badan Anggaran DPR RI, Jumat 1 Juli 2022.

(BACA JUGA:Pajak Program Pengungkapan Sukarela Terkumpul Rp61 Triliun, Sri Mulyani: Kewajiban dari Harta yang Dideklarasi)

Menkeu menjelaskan realisasi pendapatan negara pada semester I mencapai sebesar Rp1.317,2 triliun atau tumbuh 48,5 persen (yoy). Angka ini lewati target sebesar 58,1 persen dari target Pagu Perpres Nomor 98 Tahun 2022).

Sementara itu realisasi belanja negara mencapai Rp1.243,6 triliun atau lebih tinggi 6,3 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu dengan persentase penyerapannya mencapai 40,0 persen terhadap pagu Perpres Nomor 98 Tahun 2022. 

"Dengan perkembangan pendapatan dan belanja negara tersebut, APBN semester I tahun 2022 mencatatkan surplus Rp73,6 triliun atau sekitar 0,39 persen terhadap PDB," ujar Menkeu.

Selaras dengan perkembangan tersebut, Menkeu menjelaskan, realisasi pembiayaan anggaran pada semester I tahun 2022 dapat dijaga relatif lebih rendah dibandingkan dengan realisasinya tahun lalu.

(BACA JUGA:Garuda Indonesia Bernafas Lega, Sri Mulyani Bakal Cairkan Penyertaan Modal Rp7,5 Triliun)

Hal ini sejalan dengan strategi kebijakan pembiayaan utang untuk meningkatkan efisiensi biaya bunga utang. Pengadaan utang dilaksanakan dengan mempertimbangkan kondisi pasar keuangan dengan terukur dan hati-hati menyesuaikan dengan dinamika pasar keuangan dan kondisi saldo kas.

"Memperhatikan kinerja APBN pada semester I tahun 2022 dan proyeksi perekonomian pada semester II tahun 2022, fleksibilitas APBN diharapkan dapat merespon dinamika perekonomian global dan menjaga proses pemulihan ekonomi," katanya.

Sementara itu, outlook Belanja Negara diperkirakan mencapai Rp3.169,1 triliun atau 102,0% dari pagu Perpres Nomor 98 Tahun 2022 (tumbuh 13,7%).

Hal ini dipengaruhi oleh kebijakan pemulihan ekonomi serta merespon potensi risiko perekonomian, termasuk dari berlanjutnya kenaikan harga komoditas. 

(BACA JUGA:APBN Tunjukkan Kinerja Baik, Pemerintah Yakin Penanggulangan Ekonomi dalam Kendali)

DAPATKAN UPDATE BERITA FIN LAINNYA DI Google News


Afdal Namakule

Tentang Penulis

Sumber: