Industri Pasar Modal Bisa Dorong Ekonomi Hijau, Green Bonds, Indeks Saham

Industri Pasar Modal Bisa Dorong Ekonomi Hijau, Green Bonds, Indeks Saham

Ilustrasi pasar modal-Isaak Ramdhani-FIN.CO.ID

JAKARTA, FIN.CO.ID - Organisasi analisis dan penasihat di bidang keuangan dan kebijakan Climate Policy Initiative menyampaikan bahwa industri pasar modal merupakan salah satu sektor yang memiliki potensi tinggi untuk ikut serta dalam menghijaukan ekosistem di sektor keuangan.

“Menurut data statistik dari OJK dan BEI, kapitalisasi pasar modal Indonesia sejak 2015 hingga April 2022 telah mencapai Rp9,4 kuadriliun, setara dengan 55 persen dari PDB 2021 atau hampir 3,5 kali lipat APBN di tahun 2022,” ujar Senior Analyst Climate Policy Initiative Luthfyana Larasati saat media briefing di Jakarta, Jumat, 1 Juli 2022.

(BACA JUGA:Wow, iPhone Mendatang Bakal Bisa Dipakai dalam Kondisi Hujan atau Basah)

Besarnya market cap tersebut, lanjutnya, menjadi potensi yang harus dimaksimalkan karena industri pasar modal sebenarnya memiliki banyak produk yang bisa mendorong ekonomi hijau seperti green bonds, indeks saham, hingga indeks berwawasan lingkungan.

“Statistiknya naik terus, potensi tinggi, dan produknya banyak namun masih kurang dari pasar modal. Mungkin insentifnya bisa ditambah biar bisa lebih menggelitik industri di pasar modal,” ucapnya.

Luthfyana menuturkan topik transisi energi yang menjadi pembahasan prioritas lada Presidensi G20 Indonesia diharapkan dapat mendorong terbentuknya sistem energi global yang lebih bersih dan transisi yang adil.

Pada kesempatan yang sama Komite Ketua Umum Asosiasi Perusahaan Efek Indonesia (APEI) Rudy Utomo mengatakan bahwa pihaknya sangat mendukung pembiayaan hijau. APEI juga aktif mendorong industri pasar modal terjun dalam ekosistem keuangan hijau dengan mengembangkan produk-produk pasar modal yang bertemakan wawasan hijau.

(BACA JUGA:Kondisi Terkini Aksi 107 Bela Nabi Tolak Holywings, Plt Wali Kota Bekasi Akhirnya Temui Pendemo)

“Prinsip keuangan berkelanjutan direspon baik oleh pelaku pasar, terbukti dari meningkatnya porsi portfolio hijau melalui penerbitan indeks baru berwawasan lingkungan selain SRI-KEHATI, yaitu Indeks ESG Leaders di tahun 2020, dan meningkatnya penerbitan produk investasi berkelanjutan seperti green bonds dan sustainability bonds,” tuturnya.

Melalui penerbitan Taksonomi Hijau Indonesia 1.0 oleh OJK di awal tahun 2022, katanya, memberikan acuan dalam penguatan dan pengembangan instrumen hijau dan berkelanjutan ke depan.

Taksonomi hijau juga dapat membantu proses pemantauan berkala pembiayaan dan investasi hijau sehingga kedepannya dapat membentuk pelaporan dan pengungkapan yang lebih hijau atau green reporting.

Rudy juga mengungkapkan bahwa penyampaian Laporan Berkelanjutan adalah satu upaya penting pada sektor pasar modal dalam mendukung keuangan berkelanjutan serta komitmen mengoptimalkan dana tanggung jawab lingkungan dan sosial.

(BACA JUGA:Harga Minyak di Perdagangan Asia Turun Tertekan Kekhawatiran Resesi)

“APEI terus mendukung industri pasar modal untuk meningkatan best practice atas laporan berkelanjutan, serta melakukan pengembangan produk keuangan berkelanjutan dan peningkatan praktik ESG,” katanya.

DAPATKAN UPDATE BERITA FIN LAINNYA DI Google News


Khanif Lutfi

Tentang Penulis

Sumber: