Wabah PMK, Bulog Beberkan Kondisi Daging Kerbau Impor dari India
Ilustrasi - Bulog melakukan importasi daging beku -ist-net
JAKARTA, FIN.CO.ID - Perum Bulog mendapat penugasan untuk importasi daging beku kerbau sebanyak 100 ribu ton pada tahun 2022.
Pada masa wabah penyakit mulut dan kuku (PMK), Perum Bulog membeberkan bahwa daging beku kerbau impor yang diimpor dari India dipastikan sehat.
Daging kerbau beku yang diimpor Bulog dinyatakan bebas PMK.
(BACA JUGA:Jokowi Sentil Bulog: Ngambil dari Petani Banyak, Stok Nggak Bisa Dijual, Ada yang sampai Busuk... )
Direktur Supply Chain Pelayanan Publik Perum Bulog Mokhamad Suyamto menegaskan daging kerbau beku dinyatakan bebas PMK sesuai dengan hasil PCR dari Pusat Veteriner Farma Kementerian Pertanian.
"Alhamdulillah hasil uji PCR kemarin (Sabtu 04/06) sudah keluar dengan hasil negatif, jadi Bulog lebih yakin lagi untuk mendistribusikan komoditas daging kerbau beku ini guna mencukupi kebutuhan daging di Tanah Air," katanya, Selasa, 28 Juni 2022.
Dikatakannya, pengujian PCR dilakukan demi meyakinkan kondisi daging kerbau beku yang diimpor Bulog dari India sehat.
(BACA JUGA:Dapat Jatah 600 Dosis, Pemkab Tangerang Vaksinasi PMK Hewan Ternak, Ini Penyebarannya)
Ini untuk menyikapi maraknya pemberitaan terhadap PMK yang menyerang ternak sapi di beberapa daerah.
Diungkapkannya, Bulog melakukan uji PCR di Pusat Veteriner Farma (Pusvetma) pada tanggal 2 Juni 2022.
Dikatakannya, pihaknya rutin melakukan uji laboratorium, termasuk uji PMK, untuk meyakinkan daging beku dari India memenuhi persyaratan kesehatan yang telah ditetapkan oleh pemerintah.
Suyamto menambahkan bahwa sebelum ada wabah PMK, Bulog menerapkan mekanisme importasi daging kerbau telah lolos verifikasi dari Kementerian Pertanian RI.
Saat tiba di Indonesia, daging kerbau langsung diperiksa tiap kontainer oleh Balai Karantina Tanjung Priok Kementerian Pertanian dan diberi sertifikat oleh balai tersebut.
"Sebelum dilakukan pengiriman ke Indonesia, daging kerbau yang diimpor Bulog ini dipastikan hanya dilakukan oleh suplier yang telah mendapat sertifikasi halal dari Majelis Ulama Indonesia. Selain itu juga telah memenuhi kriteria kesehatan hewan dan dinyatakan layak di konsumsi manusia (fit for human consumption) sebagaimana dinyatakan dalam sertifikat kesehatan (Health Certificate) dari Lembaga Veteriner di India," kata Suyamto.
Sumber:
