Bank Dunia Ingatkan Indonesia Waspadai Situasi Global Meski Pertumbuhan Ekonomi Tinggi

Bank Dunia Ingatkan Indonesia Waspadai Situasi Global Meski Pertumbuhan Ekonomi Tinggi

Ilustrasi Ekspor Impor-Istimewa-

JAKARTA, FIN.CO.ID- Momentum pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2021 berlanjut hingga awal 2022 dengan pertumbuhan sebesar 5 persen pada kwartal pertama (yoy).

Meski demikian, Indonesia perlu mewaspadai situa global terutama akibat perang yang terjadi antara Rusai dan Ukraina.

Hal tersebut disampaikan oleh  Direktur Bank Dunia untuk Indonesia dan Timor-Leste Satu Kahkonen. 

“Pertumbuhan ekonomi Indonesia setelah dimulainya pandemi berlangsung di tengah situasi global yang semakin sulit,” ujar Satu Kahkonen lewat siaran pers dikutip Jumat 24 Juni 2022.

Dia menilai, meskipun pertumbuhan ekonomi RI diproyeksikan mengalami peningkatan di tahun 2022, namun perkembangan situasi global akan terus menimbulkan risiko terjadinya penurunan yang signifikan, yang dapat berakibat besar bagi pemulihan ekonomi jangka panjang Indonesia. 

(BACA JUGA:Menko Airlangga Harap Wisudawan Aktif Jaga Momentum Kebangkitan Ekonomi RI)

"Adalah penting untuk mepertahankan reformasi kebijakan struktural untuk mendukung pertumbuhan dan mengurangi ketergantungan kepada stimulus makroekonomi jangka pendek," katanya.

Menurut laporan Bank Dunia, peningkatan permintaan di dalam negeri yang terjadi sejak akhir tahun lalu akan meringankan tekanan yang dirasakan oleh sektor swasta, terutama UMKM yang mengalami kerugian yang tidak proporsional selama masa pandemi. 

Pemulihan di dalam negeri juga memungkinkan terjadinya konsolidasi fiskal, sementara kebijakan keuangan terus mengakomodasi secara tepat. Hal ini memungkinkan terjadinya peningkatan pinjaman dari bank yang mendukung pemulihan.

(BACA JUGA:Indonesia Diminta Segera Reformasi Kebijakan Subsidi, Bank Dunia: Ada Dua Alasan Penting)

Satu Kahkonen lebih lanjut menjelaskan, meskipun subsidi energi Indonesia dapat membantu menahan lonjakan harga dalam jangka pendek, namun adanya reformasi subsidi juga tetap diperlukan. 

"Adanya rencana exit (exit plan) yang mendorong perubahan dari pemberian manfaat secara umum menjadi dukungan yang lebih terarah untuk masyarakat yang miskin dan rentan adalah hal yang penting," ujarnya.

(BACA JUGA:Bank Dunia Nilai Ekonomi Indonesia Termasuk Paling Resilien di Tengah Risiko Global)

Selain itu, lanjutnya, sektor keuangan yang stabil dan berfungsi dengan baik menjadi kunci pemulihan dari krisis COVID-19 dan menuju pertumbuhan perekonomian jangka panjang, termasuk melalui investasi di bidang-bidang layanan publik, seperti kesehatan dan pendidikan.

DAPATKAN UPDATE BERITA FIN LAINNYA DI Google News


Afdal Namakule

Tentang Penulis

Sumber: