Mahatir Mohamad Klaim Riau Bagian Dari Malaysia, Hikmahanto: Pendapat Pribadi, Gak Perlu Digubris

Mahatir Mohamad Klaim Riau Bagian Dari Malaysia, Hikmahanto: Pendapat Pribadi, Gak Perlu Digubris

Mantan Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad-Istimewa-



JAKARTA, FIN.CO.ID - Mantan Perdana Menteri Malaysia, Mahatir Mohamad dalam sebuah kesempatan menyampaikan bahwa Singapura dan Riau merupakan bagian dari Johor, Malaysia. 

Maka itu, Politikus berusia 96 tahun itu menyebut, Malaysia harus berani merebut Singapura dan Riau untuk kembali ke pangkuan Malaysia. 

(BACA JUGA:Daftar 20 Mobil Terlaris di Indonesia Bulan Mei 2022, Honda Brio Juara)

Menanggapi pernyataan Mahatir Mohamad tersebut, Guru Besar Hukum Internasional Universitas Indonesia, Hikmahanto Juwana menyebut, Indonesia tidak perlu menanggapi hal itu secara serius. 

Menurut Hikmahanto, pernyataan Mahatir tersebut merupakan pernyataan pribadi yang tidak ada hubungannya dengan negara Malaysia. 

"Kalau menurut saya tidak perlu ditanggapi secara serius dan berlebihan, mengingat beliau kan bukan pejabat resmi pemerintah Malaysia. Jadi pendapat beliau sama sekali tidak mencerminkan pandangan pemerintah Malaysia," ujar Hikmahanto kepada Fin.co.id, saat dihubungi melalui sambungan telepon, Rabu 22 Juni 2022. 

Menurut Hikmahanto, ada tiga hal yang mendasari bahwa pernyataan Mahatir bukanlah hal yang serius dan mewakili negeri jiran tersebut. 

(BACA JUGA:Sungguh Mulia, Editor Koran Terkemuka Rusia Lelang Medali Hadiah Nobel Demi Bantu Anak-anak Ukraina)

"Pertama, kan itu pernyataan Pak Mahatir bukan sebagai pemerintah, ngapain juga ditanggapi," tuturnya. 

Kedua, lanjut Hikmahanto, secara prinsip sebuah negara itu dilihat dari warisan penjajahnya. Dalam kasus Indonesia dan Malaysia, menurutnya sudah sangat jelas bahwa Indonesia dijajah oleh Belanda, sementara Malaysia dijajah oleh Inggris. 

"Sebuah negara itu basisnya, keberadaannya itu adalah ketika penjajahnya itu keluar dari sana. Kan sudah jelas (Indonesia) dijajah belanda, Malaysia kan dijajah Inggris. Bung Karno pernah membuat Dwikora mau mengambil Malaysia juga, tapi kan gak diakui oleh dunia internasional," tuturnya. 

Kemudian yang ketiga, lanjut Hikmahanto, boleh-boleh saja Mahatir mengklaim Riau bagian dari Malaysia dengan acuan sejarah melayu, namun toh hal itu juga tidak dianggap sah oleh internasional. 

(BACA JUGA:Piala Presiden 2022: Dua Klub Tersingkir Dari Grup C, Persib dan Bhayangkara FC Tembus Perempatfinal)

"Kalau pernyataan pribadi Mahatir Mohamad saja ditanggapi begitu, repot amat," tegasnya. 

Sebelumnya, Mahathir Mohamad mengklaim Singapura dan Riau merupakan bagian dari Johor. 

Mahathir yang pernah menjabat dua kali sebagai perdana menteri Malaysia itu  menyatakan, Singapura dan Riau harus dikembalikan ke Johor.

“Seharusnya kita tidak hanya menuntut agar Pedra Branca, atau Pulau Batu Puteh, dikembalikan kepada kita, tetapi kita juga harus menuntut kembalinya Singapura dan Kepulauan Riau ke Malaysia sebagai tanah Melayu,” kata anggota parlemen berusia 96 tahun untuk Langkawi itu dalam pidatonya Minggu, 19 Juni 2022, seperti dikutip Yahoo Singapore. Pernyataan Mahathir itu kemudian mendapat tepuk tangan meriah dari para pendengarnya.

(BACA JUGA:Tujuh Tahun BNPP Menorehkan Kinerja di Batas Negara)

Menurut Mahathir Mohamad secara historis, tanah Melayu terbentang dari Tanah Genting Kra di Thailand selatan hingga Kepulauan Riau. Namun hari ini, Malaysia hanya tinggal semenanjung.

"Saya bertanya-tanya apakah semenanjung ini akan terus kita miliki. Saya khawatir dengan masa depan orang Melayu, apakah tanah semenanjung juga akan dimiliki oleh pihak lain,” katanya.

Mahathir menambahkan, ketidakmampuan Malaysia selaras dengan ketidakberdayaannya menegakkan hak-hak mereka.

Dalam pidato bertajuk Melayu dan Kelangsungan Bangsa, dia mengklaim sudah separuh tanah Malaysia dimiliki asing. 

(BACA JUGA:Jawab Kritikan Jokowi Soal Inefisiensi Keuangan, Pertamina: Tahun Kedua Covid-19 Berhasil Menghemat Rp32 T)

“Banyak orang Melayu yang tidak sadar bahwa negaranya yang dulunya besar menjadi kecil. Dan negara kecil ini pun akan rugi karena miskin,” tuturnya. 

DAPATKAN UPDATE BERITA FIN LAINNYA DI Google News


Sigit Nugroho

Tentang Penulis

Sumber: