Pengamat Pasar Modal Menyoroti Kemungkinan 'Goreng Saham' pada Perdagangan Saham GOTO

Pengamat Pasar Modal Menyoroti Kemungkinan 'Goreng Saham' pada Perdagangan Saham GOTO

Proses pencatatan perdana saham GOTO di BEI hari ini, Senin 11 April 2022. FOTO: Tangkapan layar Zoom--

JAKARTA, FIN.CO.ID - Pengamat pasar modal Chandra Pasaribu menyoroti kemungkinan perdagangan semu pada saham PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (kode saham: GOTO) atau dikenal dengan istilah "goreng saham".

Meski demikian, Chandra Pasaribu yang juga merupakan Head of Research Yuanta Sekuritas menilai, secara jangka panjang GOTO memiliki prospek bisnis yang bagus. 

(BACA JUGA:10 Saham Jadi Penggerak IHSG, GOTO Nomor Satu!)

Namun demikian, hal itu akan sangat tergantung bagaimana manajemen meningkatkan potensi yang dapat dilakukan dari pendapatan perusahaan yang besar, walaupun saat ini perusahaan masih merugi.

Kembali lagi ke perdagangan semu, Chandra menyebut "goreng saham" sangat mungkin dilakukan untuk mengerek harga di tengah ramainya pembahasan potensi rugi sebuah perusahaan yang menyuntikkan dana ke Gojek.

Dugaan ini timbul setelah harga saham GOTO sempat naik 100 persen lebih dalam periode satu bulan sampai 14 Juni 2022. 

Di saat yang sama nilai perdagangan harian saham GOTO tercatat sangat tinggi, sampai pernah mencapai seperenam dari total nilai transaksi keseluruhan 750 saham yang diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia (BEI)

(BACA JUGA:Polemik Soal Investasi Telkomsel di GoTo, Ekonom INDEF: OJK Harus Pertegas Aturan Business Judgment Rule)

Dalam transaksi semu, lanjutnya, pembeli dan penjual saham adalah pihak yang sama atau tidak ada perpindahan saham. 

Sedangkan perdagangan normal, dapat dibuktikan bahwa investor atau nasabah perusahaan sekuritas yang bertransaksi tidak sama. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dirasa berwenang menyelidiki jika ada dugaan transaksi semu.

Chandra memandang, tidak ada perbaikan fundamental signifikan yang mendasari kenaikan saham GOTO yang begitu besarnya.

"Saat harga GOTO tertekan sampai di bawah Rp200, lalu naik sampai sempat lewat Rp400, secara fundamental berubah tidak?," kata Chandra, dalam keterangan tertulisnya, dikutip Rabu 22 Juni 2022.

(BACA JUGA: Inves di Goto Bukan Cari Cuan Harian atau Mingguan tapi Prospek ke Depan) 

Meski demikian, Chandra menekankan, secara jangka panjang GOTO memiliki prospek bisnis yang bagus, dan seberapa bagusnya tergantung bagaimana manajemen dapat meningkatkan potensi yang dapat dilakukan dari pendapatan perusahaan yang besar, walaupun sekarang ini perusahaan masih merugi.

DAPATKAN UPDATE BERITA FIN LAINNYA DI Google News


Sigit Nugroho

Tentang Penulis

Sumber: