Beras yang Sudah Berubah Warna dan Apek Baunya, Bolehkah Anda Menanaknya? Ini Kata Dokter

Beras yang Sudah Berubah Warna dan Apek Baunya, Bolehkah Anda Menanaknya? Ini Kata Dokter

Beras, Image oleh ImageParty dari Pixabay--

JAKARTA, FIN.CO.ID - Beras ketika dimasak akan berubah menjadi nasi, konsumsi makanan kita orang Asia, dan sebagian mereka yang tinggal di bagian Bumi lainnya.

Untuk sebuah alasan, mereka yang sembarangan dalam menyimpan beras, akan dihadapkan pada kondisi beras yang tidak lagi layak untuk dikonsumsi.

Contohnya, beras yang berubah warna, hingga beras yang mengeluarkan bau apek, aroma yang tidak dikeluarkan beras pada umumnya.

Pertanyannya, bolehkah Anda memakan beras yang warnanya berubah, dan mengeluarkan bau apek?

Bisakah Anda mencucinya terlebih dahulu lalu kemudian menanaknya?

Well, menurut dr. Riza Marlina beras dengan ciri seperti di atas, pada dasarnya sudah tidak layak untuk kemudian di masak dan di konsumsi.

Secara umum, bahan makanan pada dasarnya sudah tidak lagi layak di makan, apabila sudah kadaluwarsa, menunjukan perubahan warna atau mengeluarkan bau. Demikian pula dengan beras.

“Untuk beras merupakan makanan pokok wajib dalam kehidupan sehari-hari. beras umumnya akan dimasak untuk menjadi nasi. namun tetap konsusmilah beras yang keadaanya baik tidak berbau serta tidak berubah warna,” kata dr. Riza Marlina seperti dikutip FIN dari Alodokter.

“Untuk kondisi ciri-ciri beras (yang disebutkan di atas) sebaiknya tidak dikonsumsi, karena beras bisa jadi sudah terkontaminasi kuman jamur karena lembab,” saran dr. Marlina.

Jika dipaksakan, mereka yang memakan beras yang sudah berubah warna dan baunya, kata dr. Riza Marlina, berpotensi alami keracunan makanan.

“Jadi saran saya tidak digunakan lagi dan ganti dengan beras yang baru. Semoga dapat membantu,” tutupnya.

Risiko Makan Nasi Goreng

Nasi goreng adalah salah satu menu populer di kalangan masyarakat Indonesia.

Namun ketika bicara healthy life style, nasi goreng menurut pakar gaya hidup sehat ala Islam, dr. Zaidul Akbar, tidaklah dianjurkan untuk dikonsumsi.

Mengapa demikian, alasannya menurut penggagas Jurus Sehat Rasulullah (JSR) itu sangatlah jelas.
"Bicara nasi goreng, nasinya sendiri masalah gak? Masalah, karena tinggi gula kan," kata dr.

"Digoreng lagi gak? Pake apa, pake minyak. Minyak sawit kalau ketemu panas jadi lemak trans," lanjut dokter umum itu.
Risikonya ke Jantung

Ketika lemak trans dilahap, kata dr. Zaidul Akbar, hal ini dapat menyebabkan penumpukan lemak pada jantung dalam bentuk plak.

Tidak berhenti di situ, kebiasaan orang makan nasi goreng pakai kerupuk, juga menambah alasan mengapa nasi goreng itu tidaklah menyehatkan.

"Kerupuk bahannya dari tepung, gak ada gizinya. Dibuat dengan cara digoreng (pake minyak lagi). Itu yang numpuk jadi lemak di badan," ungkapnya.

DAPATKAN UPDATE BERITA FIN LAINNYA DI Google News


Makruf

Tentang Penulis

Sumber: